Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2015, 09:05 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber TIME.com

KOMPAS.com - Selain duduk, merangkak, dan berjalan, bicara juga menjadi salah satu tonggak pertumbuhan bayi yang cukup dinanti para orang tua. Normalnya, saat memasuki usia 9 bulan, bayi sudah bisa mengoceh kata-kata sederhana, seperti “pa-pa” atau “ma-ma”.

Memasuki usia satu tahun, bayi sudah bisa diajari untuk mengucapkan kata-kata yang lebih kompleks lagi. Nah, untuk mendukung kemampuan bicara sang buah hati, ada beberapa cara yang telah terbukti bisa membantu bayi untuk lebih cepat berkata-kata.

 

Rajin membacakan buku cerita.

Walau tampaknya bayi usia 9 bulan belum mengerti apa itu buku cerita dan asyiknya mendengarkan dongeng, namun John S. Hutton, seorang dokter anak dari Cincinnati Children’s Hospital menemukan fakta lain. Setelah melakukan survei ke beberapa orang tua tentang pola asuh mereka dan kaitannya dengan perkembangan otak bayi, ditemukan, sel otak bayi yang sering dibacakan dongeng oleh orang tua atau pengasuh mereka mengalami perkembangan signifikan di daerah yang berikatan dengan visual dan kemampuan memahami bahasa.


Kata-kata yang diikuti oleh pengalaman visual.

The Journal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) sengaja merekam keseharian bayi usia 9-24 bulan untuk melihat apa saja faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara anak. Ditemukan, kata-kata yang diikuti oleh pengalaman visual akan lebih mudah dimengerti ketimbang kata-kata yang terus diulang.

Misalnya, saat di meja makan, bayi diajarkan untuk mengucapkan kata “sarapan” sambil menikmati makanannya, sedang saat berada di luar rumah, bayi bisa diajarkan kata “mobil”, “kucing”, atau apapun yang ia lihat di sekitarnya. Kata-kata tersebut akan terdengar khas di telinga bayi, apalagi bila terus diucapkan. “Mengajarkan kata-kata dengan pengalaman visual akan membuat bayi lebih mudah untuk mengingat dan mengikuti,” ucap penulis studi tersebut.


Terapi suara.

Mengajak bayi mendengarkan musik atau alunan lagu sejak ia berusia 4 bulan bisa membantunya untuk lebih cepat mengoceh atau berbicara. Dalam studinya, April Benasich dari Rutgers University menemukan, bayi yang lebih peka terhadap suara maupun perubahan suara, akan lebih cepat dalam berkata-kata.


Belajar dua bahasa.

Banyak yang menganggap kalau mengajak bayi berbicara dalam 2 bahasa akan membuatnya sulit bicara. Mungkin ada benarnya, namun penelitian yang terdapat dalam The Journal Annals of Neurology berkata lain. Otak anak yang tumbuh dengan dua bahasa memang belum tentu lebih pintar, namun jauh lebih fleksibel, sehingga membuatnya lebih cepat dalam berpikir, menyelesaikan masalah, bahkan mengurangi risiko Alzheimer di kemudian hari. Itu sebabnya, menyekolahkan anak di tempat yang menggunakan dua bahasa dinilai bisa memaksimalkan pertumbuhan otak mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau