Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2015, 16:00 WIB

Desa Masewo adalah contoh buruknya layanan kesehatan bagi masyarakat pedalaman. Menurut data Kemitraan, situasi itu terjadi di semua desa di Kecamatan Pipikoro. Dari 19 desa di Pipikoro, hanya Desa Kantewu yang punya puskesmas. Puskesmas pembantu ada di dua desa, yakni Koja dan Banasu.

Adapun pondok bersalin desa hanya ada di Desa Mapahi. Jumlah bidan yang hanya tujuh orang dan harus melayani semua desa jelas tak bisa melayani 7.962 penduduk Pipikoro yang secara administratif mendiami wilayah seluas 956,13 km persegi.

Kematian ibu

Situasi itu menyebabkan kematian ibu terus terjadi. Beberapa tahun lalu, seorang ibu yang hendak melahirkan dari Desa Pelempea, desa tetangga Masewo, meninggal saat ditandu dalam perjalanan menuju rumah sakit di Palu. "Kasus yang sama terjadi di Desa Peana," kata Florensius.

Ani Odi, tenaga medis dari Puskesmas Desa Banasu, mengakui, layanan kesehatan belum memadai. Jumlah tenaga medis di puskesmasnya sebanyak tujuh orang yang bertugas menangani tujuh desa. Dari tujuh tenaga medis itu, hanya tiga yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), sisanya tenaga tak tetap.

"Saya jadi pengabdi ulang sejak 1998, sudah tiga kali ikut tes PNS, tapi tak lolos. Terpaksa, selain bekerja di puskesmas, masih harus cari tambahan dengan bertani," ujarnya.

Dengan situasi layanan kesehatan buruk ini, kedatangan empat orang dari kota ke Masewo yang mengaku dokter itu disambut warga dengan antusias. Puluhan warga antre berobat dan harus membayar Rp 500.000 hingga Rp 2 juta.

Yeremea awalnya penuh harap saat membawa anaknya yang sakit tulang belakang sejak lahir. "Mereka hanya lihat-lihat sebentar kondisi anak saya, lalu memberi obat. Awalnya ia minta Rp 900.000, tapi saya hanya punya tabungan Rp 700.000. Semuanya saya berikan. Namanya juga mau sembuh, uang berapa pun yang diminta akan kami usahakan. Nyatanya anak tak sembuh, uang habis," tuturnya.

Kondisi itu menunjukkan, layanan kesehatan gratis seperti yang dijanjikan Presiden Joko Widodo masih mimpi bagi warga pelosok. Di daerah yang tak tersentuh pembangunan kesehatan itu, kematian ibu bukanlah hal asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau