Hal tersebut juga dialami Neneng (58) yang awalnya tak menganggap serius nyeri yang hilang timbul di bagian pinggangnya. Lama kelamaan, nyeri di bagian pinggang bawahnya menjadi hebat dan mempengaruhi kemampuan geraknya.
"Rasanya sakit sekali. Jangankan untuk berdiri, berjalan dan duduk lama saja tidak bisa. Sehari-hari saya hanya bisa rebahan. Waktu itu selama sebulan sakitnya saya biarkan. Untuk ke kamar mandi saja harus dibantu anak," kata warga Depok ini.
Tak kuat menahan sakitnya, sebulan kemudian Neneng berobat ke rumah sakit. Dokter mendiagnosis sumber sakitnya ada pada sendi facet di ruas tulang belakangnya.
"Nyeri di sendi facet ini terjadi karena adanya inflamasi. Gejala khasnya adalah kalau dibuat bergerak terasa sakit," kata dr.Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, yang menangani Neneng.
Untuk nyeri seperti itu, menurut Mahdian tindakan fisioterapi justru akan menambah sakit. "Pada nyeri sendi facet yang kronis bisa terjadi perlengketan," katanya.
Neneng lalu mendapatkan terapi radiofrekuensi atau tindakan pemanasan saraf di daerah sendi facet. Pemanasan dilakukan menggunakan teknologi radiofrekuensi pada saraf yang dituju sehingga saraf tersebut tidak lagi menghantarkan sinyal nyeri ke otak secara permanen.
Menurut Mahdian, tindakan radiofrekuensi tersebut dianjurkan bagi pasien yang tidak memberi respon terhadap terapi lain.
"Kalau nyeri sendi facetnya akut atau belum terlalu lama, terapi ini bisa memberi kesembuhan permanen seperti pada ibu Neneng. Sedangkan kalau kronis perlu beberapa kali tindakan, tapi pada tindakan pertama bisa mengurangi sakitnya sampai 50 persen," paparnya.
Penyebab lain
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.