Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2015, 09:00 WIB
KOMPAS.com - Penurunan berat badan memang bisa terjadi jika kita mengurangi asupan makanan dan meningkatkan aktivitas fisik. Tetapi, sebaiknya jangan melewatkan waktu makan, termasuk sarapan.

"Penelitian-penelitian menunjukkan orang yang tidak makan pagi akan menjadi semakin gemuk karena ketika makan siang, mereka akan 'ganas" dan rakus' Kata Prof.Hardinsyah, Ketua Umum Pergizi Pangan.

Dijelaskannya, orang yang malas sarapan bobot tubuhnya cenderung semakin meningkat karena menyantap makanan dengan porsi yang lebih besar ketika makan siang dan makan malam.

Selain itu, jika kita terlalu banyak makan siang, makan malam pun akan tertunda waktunya.

"Kalau makan malamnya tertunda, otomatis akan berpengaruh ke jam tidur, sehingga tidurnya sering terlambat. Ketika orang tersebut kurang tidur, maka hormon leptin akan menurun dan hormon ghrelin akan meningkat. Risikonya menjadi gemuk" katanya.

Hormon leptin merupakan hormon yang bertugas memberitahu otak kapan harus berhenti mengunyah dan berhenti makan. Sementara hormon ghrelin sering disebut juga hormon lapar, karena ia merangsang rasa lapar. Kadar hormon ini meningkat sebelum makan.

Mengenai kandungan gizi sarapan untuk orang yang sedang program diet, tidak jauh berbeda dengan orang pada umumnya. Sarapan sehat meliputi kombinasi dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Namun demikian, porsinya lebih sedikit dan harus dijaga. Jika pada awalnya sarapan satu piring, ubah menjadi tigaperempat piring atau setengah piring. Dengan begitu, berat badan akan terkontrol dan sehat.

“Intinya sarapan pagi terbukti me-maintain berat badan dan kolestrol normal. Dan sarapan sehat itu baiknya sebelum jam 9 karena jam 9 di budaya Indonesia adalah jam mulainya beraktivitas” ujarnya. (Muthia Zulfa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau