Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2015, 10:31 WIB
KOMPAS.com - Siapa pun tentu pernah mengalami cegukan. Walaupun terdengar sepele cegukan sering kali membuat kita merasa terganggu. Umumnya cegukan terjadi dalam waktu singkat. Seperti menguap, cegukan juga merupakan kebisaan umum yang terjadi dalam tubuh kita.

Menurut Dr. Lourdes DelRosso, asisten profesor pediatri di Universitas Pennsylvania, cegukan merupakan proses kontraksi singkat otot utama yang terlibat dalam respirasi.

Pada dasarnya, cegukan terjadi ketika diafragma kita yang mengalami kontraksi secara tiba-tiba. Pengetatan ini akan memaksa untuk menutup ruang antara pita suara. Lalu timbulah suara “hik”.

Biasanya penyebab cegukan terjadi bila kita makan teralu cepat, mengunyah permen karen, dan menyeruput minuman berkarbonasi. Hal-hal itu merupakan aktivitas yang bisa membuat udara masuk ke tenggorokan, tempat yang bukan semestinya.

Kita perlu berhati-hati apabila mengalami cegukan yang berlangsung lebih dari dua hari. DelRosso mengatakan mungkin terdapat hal yang serius yang terjadi di dalam tubuh kita. Cegukan yang lama juga dapat terjadi pada orang yang menderita kanker stadium lanjut.

DelRosso dan rekannya juga pernah menerbitkan sebuah studi tentang kasus cegukan. Studi tersebut mengenai seorang pria dengan umur 60 tahun yang telah mengalami cegukan hampir non-stop selama setahun penuh.

Ia menyarankan refleks cegukan yang berlangsung lama perlu mengkonsultasikan ke ahli medis.

Dengan makan dengan santai, mengurangi konsumsi minuman berkarbonasi dan tidak banyak mengunyah permen karet, kita dapat mencegah terjadinya cegukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com