Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2015, 16:00 WIB
KOMPAS.com – Pembekuan darah merupakan hal yang menakutkan dan bisa menyebabkan kematian. Tentu siapa pun tak ingin hal tersebut terjadi pada tubuhnya.  Namun, apa sebenarnya pembekuan darah ini dan siapa saja yang berisiko?

Darah merupakan cairan dan ketika ia membeku dan mengeras menjadi padat, itu dianggap sebagai bekuan darah.

Ada beberapa jenis pembekuan darah. Ada yang terbentuk di vena dalam bagian bawah tubuh, seperti bagian kaki yang memicu deep vein thrombosis (DVT). Ini adalah jenis bekuan darah yang dapat terlepas dan berjalan ke bagian paru serta menyebabkan embolisme paru (PE) dan memicu kematian.

"Risiko kematian adalah nyata, terutama jika pembekuan ini tidak segera diatasi," kata Nesochi Okeke-Igbokwe, MD, seorang dokter penyakit dalam di NYU Langone Medical Center.

Ketahui 10 faktor paling umum yang bisa meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.

1. Duduk dalam waktu lama
Biasanya ini terjadi ketika kita berpergian dengan pesawat, mengemudi atau mengendarai mobil atau menghabiskan waktu yang lama di depan komputer ,di tempat kerja atau rumah.

"Berdirilah dan bergerak setiap 30 atau 40 menit waktu duduk Anda. Menggunakan otot-otot kaki dapat membantu menjaga darah vena Anda tetap mengalir. Meregangkan dan memanjangkan kaki dapat membantu dengan baik," kata dokter Glenn Harnett.

2. Kehamilan
Jumlah estrogen yang berlebihan dan bersirkulasi dalam tubuh selama kehamilan bisa meningkatkan sejumlah faktor pembekuan darah.

Selain itu, kehamilan meningkatkan tekanan di bagian vena panggul dan kaki. "Risiko pembekuan darah dari kehamilan dapat berlanjut hingga 6 minggu setelah melahirkan," kata Harnett.

Atasi dengan aktif bergerak - berjalan, prenatal yoga dan latihan fisik lainnya selama masa kehamilan dan setelah melahirkan.

3. Tinggi dan berat badan
Obesitas membuat risiko terkena DVT meningkat akibat penurunan mobilitas yang disertai sirkulasi yang buruk. Selain itu, banyak orang yang tidak tahu bahwa tinggi badan juga memainkan peran.

"Perempuan yang tingginya lebih dari 170 cm dan laki-laki lebih dari 180 cm risikonya lebih tinggi karena makin tinggi, makin jauh bagi darah melakukan perjalanan melakukan grativasi. Penurunan sirkulasi darah dapat menyebabkan darah terkumpul sehingga memicu pembekuan," kata Harnett.

4. Memiliki irama jantung tak teratur
Irama jantung yang tidak teratur biasanya tidak menimbulkan gejala dan sering tak terdeteksi. Padahal, kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

Irama jantung tak teratur mungkin menghalangi darah yang dipompa ke ventrikel. Darah dapat menjadi lamban dan mulai menggenang di ruang atas, berpotensi menyebabkan pembentukan bekuan.

5. Pil KB
Estrogen dan progestin dalam kontrasepsi oral tertentu juga dapat meningkatkan faktor-faktor konsentrasi pembekuan darah. Demikian juga dengan beberapa terapi pengganti hormon yang dapat meningkatkan risiko penggumpalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com