Alfian mengungkapkan, berdasarkan catatan medis tim dokter di RSPI, Siska juga mengalami kesemutan pada bagian leher hingga lengan dan bagian belakang lehernya membengkak. Diduga ada pembuluh darah yang pecah.
Untuk memastikan hal itu, harus segera dilakukan MRI. Sayangnya, Siska sempat kehilangan kesadaran dan denyut jantungnya melemah sehingga MRI tak bisa segera dilakukan jika kondisi tidak stabil.
Dalam kondisi itu, sekitar pukul 06.00, dokter menyatakan bahwa Siska sudah tiada. Keluarga pun harus merelakan kepergian Siska yang telah pergi dalam waktu singkat.
Tempuh jalur hukum
Alfian tak pernah menyangka bahwa Siska meninggal dunia karena awalnya hanya masalah di tulang belakang. Keluarga pun melaporkan kasus dugaan malapraktik oleh dokter asing ke Polda Metro Jaya pada 12 Agustus 2015.
Saat itu, Randall sudah dua kali dipanggil untuk dimintai keterangannya oleh pihak kepolisian. Namun, ia tak pernah memenuhi panggilan dan diketahui sudah kembali ke negara asalnya di Amerika Serikat. Randall diduga tak memiliki izin praktik di Indonesia.
Alfian berharap pihak berwenang bisa memberikan pengawasan dan peraturan yang lebih ketat mengenai kompetensi dokter maupun terapis yang berpraktik. Alfian juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih pengobatan.
Ia berharap tak ada "Siska-Siska" lainnya yang menjadi korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.