KOMPAS.com - Saran tentang jenis suplemen yang baik untuk Anda, bisa datang dari mana saja. Dokter merekomendasikan kalsium untuk tulang Anda, teman sangat mengidolakan suplemen zat besi, pasangan Anda sangat menyarankan vitamin E dan kepala Anda pening tak tahu mana yang harus dituruti.
Mungkin saja, Anda tidak perlu menuruti semuanya, demikian kata Lorraine Maita, MD, dokter di Summit, NJ, dan diploma American Academy of Anti-Aging and Regenerative Medicine.
Simak penuturan Maita dan pakar lainnya mengenai lima vitamin dan mineral yang sebenarnya tidak perlu Anda konsumsi dalam bentuk suplemen. Beberapa di antaranya bahkan bisa berbahaya.
1. Kalsium
Selama bertahun-tahun, kita disarankan mengonsumsi suplemen kalsium demi tulang yang kuat. Ini saran yang tidak tepat, kata Maita.
"Penelitian terbaru menunjukkan, bahwa suplemen kalsium tidak benar-benar masuk ke tulang seperti yang diinginkan. Bahkan sebaliknya, suplemen kalsium dapat menyebabkan pengapuran di pembuluh arteri dan jaringan lunak dan sebagai akibatnya meningkatkan risiko penyakit jantung," kata Maita lagi.
Terlebih lagi, suplemen kalsium dapat menyebabkan batu ginjal pada mereka yang rentan, kata Andrea Cox, RD, seorang ahli diet di Portland, OR.
Anda bisa mendapatkan semua kalsium yang dibutuhkan tubuh Anda melalui makanan nonsusu seperti sayuran berdaun hijau, salmon, sarden, kacang putih, almond, dan brokoli.
2. Vitamin E
Vitamin E disebut dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, Alzheimer, katarak, dan kanker. Namun, yang kurang dipahami oleh banyak orang adalah vitamin E sebenarnya dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.
Satu studi menemukan peningkatan risiko kanker pada pria yang mengonsumsi 400 IU vitamin E setiap hari (asupan yang direkomendasikan adalah 22 IU).
Studi lain menemukan risiko kematian yang lebih tinggi pada pria dan wanita yang mengasup dosis tinggi vitamin E daripada mereka yang tidak.
"Namun demikian, jumlah vitamin E dalam kebanyakan multivitamin tidak cukup untuk menyebabkan efek ini." Ini berarti Anda masih dapat menggunakan vitamin E pada kulit Anda untuk mempertahankan kelembapannya.
3. Yodium
Ada beberapa praktisi pengobatan tradisional merekomendasikan suplemen yodium untuk beberapa jenis penyakit. Namun sebaiknya, suplemen yodium hanya diminum di bawah pengawasan dokter.
Yodium adalah mineral yang paling sering dikaitkan dengan kelenjar tiroid, karena merupakan komponen kunci dari hormon yang diproduksi di sana, kata Maita.
"Terlalu sedikit atau terlalu banyak yodium dapat menyebabkan tiroid kurang aktif, yang dikenal sebagai hipotiroidisme. Karena itu, sangat penting untuk memastikan Anda tidak mengonsumsi suplemen yodium saat tidak memerlukannya.
Bagaimana cara terbaik untuk tahu apakah Anda kekurangan yodium atau tidak? Mintalah kepada dokter Anda untuk mengukur kadar yodium dalam urin Anda, kata Maitra.
Dan perlu diingat bahwa makanan kita sehari-hari, terutama garam meja, sudah dilengkapi dengan yodium, kata Khara Lucius, ND, seorang ahli onkologi naturopati di Cancer Treatment Centers of America.
4. Zat Besi
Mineral ini membantu membentuk hemoglobin, komponen darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Zat besi juga diperlukan untuk fungsi sel normal dan sintesis beberapa hormon. Anda disarankan mengonsumsi suplemen zat besi hanya jika Anda kekurangan mineral ini dan memiliki konfirmasi dari laboratorium.
Untuk dosisnya, sebaiknya ditentukan oleh dokter dengan menyesuaikan kondisi Anda.
"Ini karena kelebihan zat besi dapat merusak liver dan mungkin organ lain, seperti pankreas dan jantung." Terlalu banyak zat besi juga dapat menyebabkan peradangan hati dan dapat menyebabkan oksidasi di dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan sel.
5. Vitamin B6
Kesatuan delapan jenis vitamin B disebut sebagai "B kompleks". Vitamin B sangat penting untuk kesehatan yang optimal, membantu tubuh kita mengubah makanan menjadi bahan bakar kita dan menjaga kesehatan kulit, memori, kehamilan, dan banyak lagi.
Umumnya, kita sudah mengonsumsi cukup vitamin B karena vitamin ini hadir dalam banyak makanan, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, unggas, dan ikan.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen B6 selama periode waktu yang panjang benar-benar dapat menyebabkan masalah serius.
"Meskipun vitamin B6 larut dalam air dan aman asal dikonsumsi sesuai anjuran, namun jika terlalu banyak bisa menjadi racun," kata Maita. "Dosis tinggi telah terbukti menyebabkan sensasi abnormal pada saraf yang disebut neuropati."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.