Kata psikopat mulai banyak dibicarakan orang ketika mulai menceritakan sikap pembunuh yang dianggap mampu melakukan perbuatan kejinya tanpa menunjukkan rasa bersalah.
Istilah ini mungkin banyak dikaitkan dengan perilaku karakter tokoh Hanibal Lecter di film Silence of The Lambs beberapa tahun yang lalu. Seorang pembunuh berdarah dingin yang memakan juga korbannya dan tidak menunjukkan rasa penyesalan.
Belakangan istilah psikopat juga muncul di beberapa pemberitaan berkaitan dengan kasus-kasus pembunuhan di Indonesia. Ada kisah sepasang muda mudi yang membunuh mantan kekasih, ada seorang ibu kepada anak dan mungkin belakangan ini dikatakan berkaitan dengan kasus pembunuhan di suatu kedai kopi. Sebenarnya apa psikopat itu?
Gangguan Kepribadian
Istilah psikopat sebenarnya sudah tidak dipakai dalam diagnosis gangguan jiwa menurut DSM terakhir yaitu DSM 5 atau ICD 10. Istilah psikopat lebih merujuk kepada suatu gangguan kepribadian antisosial yang masuk dalam kode diagnosis F60 di ICD 10. Gangguan kepribadian termasuk gangguan kejiwaan.
Secara umum dikatakan gangguan kepribadian antisosial adalah suatu kondisi mental yang kronis di mana terdapat gangguan yang bersifat destruktif pada cara seseorang berpikir, memahami situasi dan berhubungan dengan orang lain.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial biasanya tidak menghargai benar dan salah, dan sering mengabaikan hak-hak, keinginan dan perasaan orang lain.
Mereka dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung memusuhi, memanipulasi atau memperlakukan orang lain baik kasar atau dengan tidak berperasaan. Mereka mungkin sering melanggar hukum, namun mereka tidak menunjukkan bersalah atau menyesal.
Mereka mungkin berbohong, berperilaku kasar atau impulsif, dan memiliki masalah dengan narkoba dan alkohol.
Karakteristik ini biasanya membuat orang dengan gangguan kepribadian antisosial tidak dapat memenuhi tanggung jawab yang berkaitan dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
Beberapa ciri yang sering dikaitkan dengan kepribadian antisosial ini adalah :
1. Mengabaikan sesuatu yang benar secara moral
2. Persisten berbohong atau menipu untuk mengeksploitasi orang lain
3. Menggunakan pesona atau kecerdasan untuk memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi atau untuk kesenangan pribadi belaka.
4. Egosentris yang intens, rasa superioritas dan terkadang eksibisionisme
5. Berhubungan dengan masalah hukum berulang kali
6. Berulang kali melanggar hak orang lain dengan menggunakan intimidasi dan ketidakjujuran
7. Pelecehan atau mengabaikan anak
8. Bersikap bermusuhan, lekas marah yang signifikan, agitasi, impulsif, agresi atau kekerasan
9. Kurangnya empati untuk orang lain dan kurangnya penyesalan jika merugikan orang lain
10. Sering mengambil risiko atau perilaku berbahaya
11. Hubungan interpersonal yang buruk atau sering bersikap kasar
12. Perilaku kerja yang tidak bertanggung jawab
13. Kegagalan untuk belajar hal-hal yang baik
Kondisi gangguan kepribadian ini biasanya mulai nyata di usia 20-30 tahun tetapi sebenarnya bisa dilihat sejak kecil. Saat masih anak dan remaja perilaku suka kasar terhadap teman, menyiksa binatang, agresif dan impulsif, melakukan perlawanan terhadap orang tua dan figur otoritas, serta tidak baik dalam belajar di sekolah adalah kondisi yang dihubungkan dengan berkembangnya masalah ini di kemudian hari.
Meskipun penyebab pasti dari gangguan kepribadian antisosial tidak diketahui, faktor-faktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko berkembang atau memicu itu, termasuk:
- Diagnosis gangguan perilaku masa kanak-kanak
- Riwayat keluarga gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kepribadian lain atau penyakit mental
- Menjadi sasaran pelecehan verbal, fisik atau seksual selama masa kanak-kanak
- Kehidupan keluarga yang tidak stabil atau kacau selama masa kanak-kanak
- Kehilangan orang tua karena bercerai yang menyebabkan reaksi traumatis masa kecil
- Sejarah penyalahgunaan zat di orang tua atau anggota keluarga lainnya
Susah diobati
Gangguan kepribadian antisosial atau psikopatik ini memang suatu masalah kejiwaan yang sulit ditangani karena tidak adanya kesadaran diri dari orang yang mengalaminya. Kondisi ini banyak ditemukan pada residivis yang berulang kali masuk penjara dan tidak mengenal jera.
Pada banyak orang yang mungkin tidak sampai melakukan perbuatan melanggar hukum, ciri-ciri dari kepribadian ini banyak ditemukan walaupun tidak secara penuh.
Kondisi gangguan kepribadian ini ditentukan oleh pemeriksaan psikologis mendalam oleh ahli di bidang kedokteran jiwa dan psikologi.
Jadi jangan sembarangan memberikan cap psikopatik kepada orang lain jika belum memahami apa sebenarnya terjadi. Semoga artikel singkat ini bermanfaat.
Salam Sehat Jiwa
dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater, Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.