KOMPAS.com - Kista adalah benjolan atau kantong jaringan berisi cairan yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh.
Ada berbagai mitos soal kista yang masih dipercaya sebagian masyarakat, yaitu mulai dari anggapan bahwa makanan tertentu dan kebiasaan berpakaian bisa menjadi penyebab masalah kesehatan ini. Faktanya, sebagian besar mitos ini tidak berdasar dan dapat menyesatkan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG, MSc mengatakan bahwa tidak ada makanan, minuman, atau kebiasaan berpakaian tertentu yang langsung memicu kista.
"Tetapi bukan artinya berhenti makan tahu, tempe, kacang-kacangan, daging merah, akan mencegah kista atau bahkan menghilangkan kista ya," kata Ivander, seperti ditulis Antara, Rabu (4/12/2024).
Baca juga: Nyeri Haid Berlebihan, Dokter Sebut Bisa Jadi karena Kista
Terkait mitos bahwa malas mengganti celana dalam dapat mengakibatkan kista, dokter Ivander juga menekankan bahwa hal tersebut adalah mitos.
Sementara itu, faktor penyebab kista ada bermacam-macam, misalnya genetik, infeksi, cacat pada sel, inflamasi kronis, penyumbatan pada saluran tubuh, dan parasit.
Mitos kista lain yaitu anggapan bahwa perut buncit adalah tanda timbulnya kista ovarium. Faktanya, buncit bisa menjadi ciri kondisi kesehatan lain.
"Perut buncit bukan pertanda kista ovarium. Mioma uteri atau miom juga bisa memberikan tanda perut buncit kalau ukurannya sudah membesar. Perut buncit juga bisa karena obesitas dan kehamilan," kata Ivander.
Baca juga: Operasi Jarak Jauh Bali-Jakarta dengan Robot Sukses Dilakukan Pada Pasien Kista Ginjal
Ivander mengatakan bahwa kista banyak ditemukan pada perempuan umur 20-30-an tahun atau di usia produktif.
Maka dari itu, ia mengimbau para wanita sebaiknya melakukan pemeriksaan organ kandungan secara rutin.
"Pemeriksaan organ kandungan secara rutin perlu dilakukan, sama seperti kita rutin pergi ke dokter gigi untuk memeriksakan kesehatan gigi," katanya.
Menurut Ivander, gejala kista yang umum antara lain adanya benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh, seperti wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.
Namun, ia memperingatkan bahwa kemunculan kista sebagian besar tidak menimbulkan gejala. Kista yang tumbuh di bagian dalam tubuh, seperti ovarium, juga tidak bisa dilihat langsung tanda-tandanya sehingga biasanya baru ditemukan saat pemeriksaan.
Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kista di dalam tubuh, yaitu USG, pemeriksaan pra-nikah, pemeriksaan kehamilan, atau cek organ reproduksi.
Baca juga: Tanda-tanda Ada Masalah pada Ovarium, Bisa karena Kista dan Kanker
Dokter yang berpraktik di RSIA Bunda Jakarta ini mengatakan bahwa penanganan kista sangat tergantung pada jenisnya.
Kista fungsional, misalnya, dapat hilang dengan sendirinya saat siklus haid berikutnya.
Sementara itu, kista endometriosis yang sering mengakibatkan nyeri haid berat mungkin memerlukan tindakan operasi jika keluhan pasien sangat mengganggu.
“Kesimpulannya, penanganan kista ovarium bervariasi, mulai dari observasi hingga operasi, tergantung pada jenis kista dan keluhan pasien," papar Ivander.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.