Tujuh provinsi tersebut adalah Gorontalo, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Banten.
Untuk itu, Nila mengimbau warga terus melakukan pencegahan berkembangnya nyamuk demam berdarah di lingkungan masing-masing. Salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dan jentiknya.
"Mencegah jangan ada air beraih tergenang. Menguras menutup, mengubur (3M). Di sekolah-sekolah juga," kata Nila di RS Dharmais, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Memberantas nyamuk dengan rumus 3 M terdiri dari menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk demam berdarah.
Upaya pencegahan juga bisa dilakukan dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, dan melindungi diri dari gigitan nyamuk seperti menggunakan obat antinyamuk atau menggunakan kelambu saat tidur.
"Mari kita cegah. Kesempatan nyamuk berkembang karena musim hujan belum habis sampai Maret," imbuh Nila.
Mengenai KLB di tujuh provinsi, Nila mengaku telah meminta semua Dinas Kesehatan untuk bergerak melakukan penanganan.
Seperti diwartakan Harian Kompas (4/2/16), Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementrian Kesehatan Oscar Primadi, mengatakan, Kemenkes siap menyokong kebutuhan logistik kesehatan daerah yang mengalami KLB DBD.
Kemenkes sejak Oktober 2015 telah mengingatkan daerah untuk bersiap mengantisipasi terjadinya KLB DBD . Fasilitas kesehatan di daerah juga diharapkan sudah siap menerima lonjakan pasien DBD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.