Seperti pernah diungkapkan dokter spesialis obstetri dan ginekologi Nurdadi Saleh, kehamilan terlalu dini atau di bawah usia 21 tahun berisiko tinggi terjadinya masalah kesehatan.
“Akan banyak kelainan yang bisa terjadi, baik pada ibu maupun pada janin karena fisik dari si ibu belum sempurna, apalagi kalau masih remaja," jelasnya.
Kematian ibu saat melahirkan pun banyak terjadi karena kehamilan pada ibu yang berusia terlalu muda.
Menurut Nurdadi, kematian kebanyakan terjadi karena kehamilan dini meningkatkan risiko preeklampsia atau tekanan darah tinggi saat hamil.
Kasus kematian ibu muda kembali mencuat setelah di media sosial ramai diberitakan kisah Nurr Yanthi Nadhinna seperti dituliskan oleh Afrizal, suaminya. Wanita asal Medan, Sumatera Utara itu hamil saat usianya baru 17 tahun.
Meski penyebab kematian belum diketahui sebabnya, namun kehamilan di usia yang masih remaja merupakan salah satu risiko.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, sekitar 10 persen remaja berusia 15-19 tahun telah menjadi ibu. Padahal kondisi tersebut sebenarnya sangat riskan jika terjadi kehamilan.
Pada perempuan usia remaja atau di bawah 18 tahun, pertumbuhan panggulnya belum sempurna. Mereka pun akhirnya berisiko mengalami kelainan panggul. Tak sedikit yang harus melahirkan dengan operasi caesar karena panggul yang belum tumbuh sempurna sehingga persalinan normal sulit dilakukan.
Bayi prematur
Seperti halnya pada kasus Yanthi, kehamilan usia muda juga meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur. Hal ini disebabkan indung telur yang belum sempurna. Saat remaja, wanita juga masih memerlukan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.