Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Negara dengan Jumlah Penderita Buta Katarak Tertinggi di Asia Tenggara

Kompas.com - 21/03/2016, 10:34 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, setiap tahunnya ada 1000 penderita katarak baru atau 0,1 persen. Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus kebutaan paling tinggi setelah Eutopia dan peringkat pertama di Asia Tenggara.

Selain karena faktor usia, paparan sinar ultraviolet (UV) juga menjadi penyebab utama penyakit katarak pada mata.

General Affairs Manager PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) Afiat Djajanegara mengatakan,  dari per 2 juta penduduk Indonesia, 1,5 persennya adalah penderita katarak. Bahkan setiap tahunnya, 240.000 orang terancam mengalami kebutaan dan lebih dari 50 persen disebabkan oleh katarak.

"Penyakit katarak merupakan gangguan penglihatan yang paling dominan dialami oleh para lanjut usia (lansia). Banyak penderita katarak yang enggan melakukan operasi karena biayanya yang cukup mahal," ucap Afiat, di Bogor, Minggu (20/3/2016).

Afiat menambahkan, untuk menekan angka kebutaan akibat katarak, PTTEP memperkenalkan teknik operasi katarak dengan cara Phaco Emulsifikasi. Ia mengklaim, dengan teknik Phaco Emulsifikasi, operasi katarak nantinya dilakukan tanpa membuat sayatan lebar dan tanpa jahitan.

"Teknik operasi ini juga cepat dan aman," katanya. Untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, lanjut Afiat, pihaknya telah melakukan operasi katarak gratis kepada 101 anggota Legion Veteran Indonesia dan masyarakat dhuafa di wilayah DKI Jakarta.

"Aksi layanan sehat ini digelar sebagai bentuk terima kasih dan apresiasi terhadap para veteran yang telah berjasa bagi kemerdekaan, sekaligus membantu para veteran yang memiliki keterbatasan ekonomi," ungkapnya.

"Kami juga ingin memberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan, termasuk dalam hal operasi katarak yang berkualitas," pungkas Afiat. K97-14

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com