Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2016, 12:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Setiap orangtua tentu tak ingin anak-anaknya tertular penyakit, karena itu kebersihan dan higienitas di sekitar anak selalu dijaga. Akan tetapi, menurut sejumlah penelitian, anak yang terlalu higienis justru lebih beresiko alergi.

Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, Sp. A (K) dari Divisi Alergi-Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, mengungkapkan, penelitian itu dikenal dengan Hygiene Hypothesis atau Hipotesis Higiene.

"Apabila berlebihan kebersihannya, alergi akan meningkat kejadiannya. Di suatu negara, antara desa dan kota, penyakit alergi lebih banyak di kota," ujar Budi dalam acara Nutritalk Sarihusada beberapa waktu lalu.

Penelitian juga menunjukkan, angka kejadian alergi di negara maju lebih tinggi dibanding negara berkembang. Namun, angka kejadian infeksi di negara berkembang lebih tinggi.

Budi menjelaskan, seseorang yang alergi memiliki suatu sel T helper tipe 2 lebih tinggi. Sedangkan seseorang yang terkena infeksi memiliki sel T helper tipe 1 yang lebih tinggi. Sel T helper tersebut berkaitan dengan sistem imun tubuh manusia.

"Jadi kalau anak-anak tidak bersih, sering terkena infeksi, maka sel T helper 1 tinggi. Tingginya sel T helper 1 akan menekan sel T helper 2. Jadi enggak muncul alerginya," jelas Budi.

Sebuah penelitian juga pernah menemukan, anak-anak yang pada tahun pertama kelahirannya pernah terpapar bakteri rumah tangga, tinggal dengan hewan peliharaan, lebih sedikit mengalami alergi.

Budi mengatakan, alergi bisa muncul jika ada faktor keturunan dan didukung faktor lingkungan. Munculnya alergi pada anak pun bisa dicegah. Salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com