KOMPAS.com - Pada awal kemunculan rokok elektrik digadang sebagai alternatif rokok yang lebih sehat.
Sebagian orang menggunakan rokok eletrik atau disebut juga vape sebagai metode untuk berhenti merokok.
Namun, seiring waktu banyak orang yang menggunakan vape sebagai bagian dari gaya hidup.
Faktanya, vape sama bahayanya dengan rokok konvensional.
Dikutip dari Organisasi Kesehataan Dunia (WHO), vape tetaplah rokok.
Produk-produk tersebut tidak mengandung tembakau, tetapi tetap mengandung nikotin, dan berbagai bahan kimia, zat aditif, serta perasa.
Baca terus artikel ini yang akan menjelaskan lebih lanjut tentang bahaya rokok elektrik.
Baca juga: 9 Kandungan Rokok Elektrik yang Membuatnya Berbahaya
Rokok elektrik mungkin terlihat kurang berbahaya, tetapi sebenarnya tidak.
Ketika seseorang menggunakan rokok elektrik, ia tetap menghirup uap beracun.
Mengutip American Lung Association, para peneliti menemukan kandungan rokok elektrik meliputi:
Baca juga: Efek Samping Paparan Rokok Elektrik pada Perokok Pasif
Merujuk WHO, nikotin merupakan zat utama dalam rokok biasa dan rokok elektrik, dan sangat adiktif.
Nikotin menye babkan Anda ingin merokok dan mengalami gejala putus zat, jika Anda menguranginya.
Nikotin merupakan zat beracun. Nikotin meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin, yang meningkatkan denyut jantung dan kemungkinan terkena serangan jantung
Uap yang mengandung partikel dan bahan kimia dari rokok elektrik masuk ke saluran pernapasan terkecil dan diserap oleh tubuh.
Konsumsi nikotin pada anak-anak dan remaja memiliki dampak penting pada perkembangan otak dan berpotensi menyebabkan gangguan belajar dan kecemasan.