KOMPAS.com - Para pecandu ponsel, ada kabar yang melegakan; ponsel kesayangan Anda tidak menyebabkan kanker otak seperti yang selama ini ditakutkan.
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan sering mengingkatkan bahaya radiasi yang dipancarkan ponsel pintar karena bisa memicu tumor dan kanker otak. Meski begitu, studi terbaru berskala besar di Australia menunjukkan bukti sebaliknya.
Penelitian itu meneliti angka kejadian kanker otak pada hampir 20.000 pria dan 15.000 wanita, antara tahun 1982-2012. Para peneliti juga mengumpulkan data pemakaian ponsel mulai tahun 1987, saat ponsel pertama dipakai secara luas, sampai tahun 2012.
Berdasarkan data tersebut, walau dalam 20 tahun terakhir populasi pengguna ponsel sangat tinggi, tetapi insiden kejadian kanker otak hanya naik sedikit pada pria, dan stabil pada wanita.
Peningkatkan signifikan dalam kasus kanker otak ditemukan pada orang dewasa berusia lebih dari 70 tahun, namun peningkatkan itu dimulai sejak 1982 atau lima tahun sebelum ponsel diperkenalkan.
Peningkatan kasus kanker otak pada orang lanjut usia itu dikatikan dengan kemajuan diagnosis kedokteran yang lebih medis. Teknologi seperti CT-scan atau MRI yang dikenal di akhir tahun 1970-an, mampu mengenali tumor otak secara tepat.
Untuk lebih mendalami klaim ponsel menyebabkan kanker otak, para peneliti juga menciptakan model matematika yang bisa menghitung jumlah kasus kanker otak baru yang akan meningkat jika memang ponsel yang memicunya.
Hasilnya, ada jeda 10 tahun antara waktu ketika ponsel pertama kali dipakai dan bukti awal tren peningkatan kanker otak.
Data-data terbaru ini menunjukkan, kaitan antara ponsel dan kanker tidak sekuat seperti yang selama ini diduga.
Menurut Dr.Rafi Nagler, yang pernah meneliti tentang kedua hal itu, yang perlu dicurigai adalah radikal bebas.
"Radikal bebas adalah zat kimia yang sangat reaktif dan berpotensi menyebabkan kanker. Radikal bebas bisa menyebabkan kanker, walau tak selalu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.