Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2016, 21:09 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Apakah Anda tipe orang yang buang air kecil dua kali sehari seperti rekan kerja Anda? Atau mungkin Anda adalah tipe orang yang bisa bekerja berjam-jam tanpa pergi ke toilet tidak peduli berapa banyak air yang Anda minum.

Pola buang air kecil atau BAK yang tidak seragam pada riap orang, kerap menbulkan pertanyaan berapa kalikah frekuensi BAK yang bisa dianggap normal dalam sehari?

Berikut ini penjelasan dari Neil Grafstein, MD, asisten profesor urologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, mengenai frekuensi normal BAK dan hal-hal lain yang terkait dengannya.

 

Seberapa sering seharusnya kita BAK?

"Kebanyakan orang buang air kecil 4-7 kali selama sehari," kata Dr Grafstein. Frekuensi kencing Anda dipengaruhi oleh faktor jumlah dan jenis cairan yang Anda minum.

Kafein dan alkohol bersifat mengiritasi kandung kemih, sehingga menyebabkan Anda buang air kecil lebih sering.

Sensitivitas kandung kemih Anda juga memainkan peran. Beberapa orang merasa harus segera ke belakang saat kandung kemihnya terisi sedikit kemih, tapi ada juga orang yang baru merasa harus ke belakang setelah kandung kemihnya benar-benar penuh.

Apakah mungkin untuk melatih kandung kemih Anda?

Ya, kata Dr Grafstein, selama Anda tidak memiliki masalah inkontinensia. Anda dapat melatih kandung kemih dengan menunda kencing sampai keinginan BAK menjadi kuat. "Sensitivitas kecil tidak harus direspon sepanjang waktu," katanya.

 


Apakah menahan BAK bisa berakibat buruk?

Hanya sesekali menahan dalam waktu tak terlalu lama, tidak akan menyakitkan. Jika Anda sudah benar-benar harus BAK maka lakukanlah, kata Dr Grafstein. Ketika Anda menahan urin terlalu lama, kandung kemih Anda akan membesar, meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.

 

Bagaimana jika ingin BAK tengah malam saat sedang tidur nyenyak?

Jika kebutuhan BAK sering muncul tengah malam, cobalah untuk membuat catatan harian mengenai pola hidrasi Anda, saran Dr. Grafstein.

Catat berapa banyak, kapan dan apa jenis cairan yang Anda minum. Jika ternyata Anda mengonsumsi sebagian besar cairan di malam hari, geser kebiasaan itu menjadi pagi atau siang hari.

Jika Anda kebiasaan mengonsumsi jenis cairan bersifat diuretik yang membuat frekuensi berkemih meningkat seperti kopi atau bir, ganti dengan cairan lain seperti air putih. Dengan demikian, kebutuhan BAK tidak mengganggu waktu istirahat Anda.

 

Dapatkah warna urin bisa memberitahu apakah Anda sudah terhidrasi dengan baik?

Seperti frekuensi berkemih, warna urin juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti makanan yang Anda makan dan apa yang Anda minum.

Namun umumnya, warna urin Anda dapat menjadi petunjuk mengenai status hidrasi Anda, kata Dr Grafstein.

Jika warna urin bening atau kuning muda bening, artinya Anda cukup cairan. Jika urin berwarna kuning pekat atau cenderung cokelat artinya Anda harus memerbanyak asupan air putih Anda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau