Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2016, 20:27 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com -  Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban bagi umat Muslim dengan beberapa pengecualian, salah satunya saat mengalami sakit atau gangguan kesehatan.

Meski begitu, pasti ada penderita diabetes yang tetap ingin menjalankan ibadah puasa. Ini adalah keputusan pribadi. Namun, alangkah baiknya, jika penderita diabetes yang ingin berpuasa, memahami dulu risiko-risiko yang mungkin timbul dan tahu langkah apa yang bisa dilakukan untuk memperkecil risiko-risiko itu.

Sebuah studi epidemiologi besar yang dilakukan di 13 negara-negara Islam yang melibatkan 12.243 individu dengan diabetes yang berpuasa selama bulan Ramadhan menunjukkan, terjadinya komplikasi akut yang jumlahnya cukup signifikan.

Namun, beberapa studi tentang topik yang mirip dengan kelompok kecil pasien menunjukkan, bahwa tingkat komplikasi mungkin tidak meningkat secara signifikan. Inilah beberapa komplikasi potensial utama yang terkait dengan puasa pada pasien dengan diabetes.

1. Hipoglikemia
Turunnya asupan makanan merupakan salah satu faktor risiko utama hipoglikemia (gula darah rendah). Hasil laporan dari Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) menunjukkan, peningkatan tiga kali lipat risiko hipoglikemia berat pada pasien yang berada dalam kelompok yang ditangani dengan intensif dan memiliki nilai rata-rata HbA1c (A1C) tujuh persen.

Diperkirakan bahwa hipoglikemia menyumbang dua sampai empat persen terhadap kematian pada pasien dengan diabetes tipe-1. Tidak ada perkiraan yang dapat dijadikan pegangan mengenai kontribusi hipoglikemia terhadap kematian pada penderita diabetes tipe-2.

Namun, yang jelas, kasus kematian karena hipoglikemia pada diabetes tipe-2 jauh lebih jarang dibanding pada tipe-1.

2. Hiperglikemia
Studi jangka panjang tingkat kematian pada orang dengan diabetes, seperti yang dilakukan DCCT dan UKPDS, menunjukkan hubungan antara hiperglikemia, komplikasi mikrovaskuler, dan kemunginan komplikasi makrovaskuler.

Hiperglikemia terjadi, mungkin karena pengurangan dosis obat untuk mencegah hipoglikemia secara berlebihan. Pasien dengan asupan gula tinggi (biasa terjadi di bulan puasa), dilaporkan juga mengalami peningkatan hiperglikemia secara signifikan.

3. Diabetes ketoasidosis
Pasien dengan diabetes, terutama mereka dengan diabetes tipe 1, yang berpuasa selama bulan Ramadhan berisiko mengalami diabetik ketoasidosis, terutama jika mereka mengalami hiperglikemik sebelum Ramadhan.

Selain itu, peningkatan risiko diabetes ketoasidosis  juga bisa terjadi karena pengurangan dosis insulin berlebihan, berdasarkan pada asumsi bahwa asupan makanan berkurang selama sebulan.

4. Dehidrasi dan trombosis
Batasan asupan cairan selama puasa, terutama jika berkepanjangan, merupakan penyebab dehidrasi. Dehidrasi dapat menjadi parah di iklim panas dan lembab dan di antara individu-individu yang melakukan kerja fisik yang berat.


Manajemen Berpuasa
Bagi penderita diabetes, kesadaran untuk mengatur hal-hal yang diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti di bawah ini, sangat diperlukan.

Tak kalah pentingnya adalah Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa, pada saat berpuasa terutama jika terjadi gangguan kesehatan, dan memeriksakan diri lagi setelah Ramadhan berlalu.

1. Pantau kadar glukosa lebih sering
Sangat penting bahwa pasien memiliki sarana untuk memantau kadar glukosa darah mereka beberapa kali sehari. Hal ini sangat penting pada pasien dengan diabetes tipe 1 dan pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang membutuhkan insulin.

2. Pengaturan nutrisi
Pola makan selama bulan Ramadhan seharusnya tidak berbeda pola makan yang sehat dan seimbang sehari-hari. Tujuannya adalah mempertahankan massa tubuh yang konstan.

Karena adanya penundaan proses cerna selama Ramadhan, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks mungkin disarankan pada sahur, sementara makanan dengan karbohidrat yang lebih sederhana mungkin lebih tepat di makan saat berbuka.

Perbanyak asupan cairan selama jam-jam tidak berpuasa dan makan sahur selambat mungkin sebelum dimulainya waktu berpuasa.

3. Olahraga
Pertahankan tingkat aktivitas fisik yang normal. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan karena dapat menyebabkan risiko hipoglikemia menjadi lebih tinggi.

4. Berbuka puasa
Semua orang dengan diabetes harus memahami bahwa mereka harus selalu dan segera mengakhiri puasa jika glukosa darah <60 mg/dl [3,3 mmol/l], inilah saat hipoglikemia terjadi.

Puasa juga sebaiknya dibatalkan jika glukosa darah mencapai <70 mg / dl (3,9 mmol/l) dalam beberapa jam pertama setelah dimulainya puasa, terutama jika penggunaan insulin dilakukan pada dini hari.

Begitupun jika glukosa darah melebihi 300 mg/dl (16,7 mmol/l), segera batalkan puasa Anda. Pasien harus menghindari puasa pada saat-saat sakit.

5. Penilaian medis pra-Ramadhan
Semua pasien dengan diabetes yang ingin berpuasa selama bulan Ramadhan harus menjalani persiapan yang diperlukan untuk melakukan puasa seaman mungkin. Ini termasuk konseling dan penilaian medis oleh dokter Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau