4. Disfungsi ereksi disebabkan oleh beban pikiran.
Fakta: Dalam banyak kasus, disfungsi ereksi adalah kombinasi dari faktor fisik dan psikologis, kata Dr Williams.
Misalnya, ada masalah pembuluh darah yang yang menghambat aliran darah ke penis Anda. Semakin Anda stres tentang masalah itu, semakin sulit untuk mencapai ereksi.
5. Disfungsi ereksi berarti ada sesuatu yang salah dengan penis Anda.
Fakta: Ereksi bisa menjadi salah satu gejala adanya masalah kesehatan tertentu yang Anda alami. Misalnya, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dapat merusak pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke penis Anda, kata Dr. Köhler.
"Pembuluh yang memasok darah ke penis hanya berdiameter satu sampai dua milimeter," katanya.
"Jantung Anda dua kali ukuran itu." Ini berarti masalah ereksi mungkin terjadi setahun sebelum Anda menderita nyeri dada atau gejala lain penyakit jantung.
Masalah dengan ereksi juga bisa menandakan diabetes, testosteron rendah, atau depresi klinis.
6. Gaya hidup tidak memengaruhi penis Anda.
Fakta: Kebiasaan buruk sehari-hari tidak hanya buruk juga bagi kesehatan tapi juga bisa membuat perangkat intim Anda menderita. Contohnya, merokok dapat merusak pembuluh darah, menghambat aliran darah dan membuat Anda sulit mendapatkan ereksi.
Satu tahun setelah berhenti, 25 persen mantan perokok dilaporkan mengalami peningkatan kemampuan ereksi, menurut sebuah studi di Iran.
7. Semua obat disfungsi ereksi, sama saja.
Fakta: Viagra, Cialis, dan Levitr, semua adalah jenis obat yang disebut PDE5 inhibitor.Obat-obatan ini bekerja dengan cara yang sama, merelaksasi otot polos dan meningkatkan aliran darah ke penis, kata Dr Williams.
Namun, cara mereka memengaruhi tubuh Anda sedikit berbeda-beda. Yang penting untuk Anda pahami adalah bagaimana efek obat ini dalam mengatasi masalah Anda.
Misalnya, obat-obatan seperti Viagra dan Levitra mencapai efektivitas puncak dalam satu jam, sementara Cialis memakan waktu sekitar dua jam.
Makan berat dan makanan berlemak sebelum mengonsumsi Viagra dan Levitra dapat mengurangi efektivitas obat tersebut. Jadi, Anda harus menunggu antara dua sampai tiga jam setelah makan besar atau berlemak, barulah bisa mengonsumsi obat itu dan mendapat hasil maksimalnya satu jam kemudian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.