Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2016, 18:00 WIB

KOMPAS.com - Rasa cemas saat harus bertemu orang banyak, apalagi kita perlu berbicara di depan orang, memang hal yang wajar. Tetapi, jika rasa takut itu sangat kuat tanpa alasan yang jelas, mungkin Anda memiliki fobia sosial.

Mereka yang memiliki fobia sosial atau gangguan kecemasan sosial ini biasanya dianggap sebagai orang yang sulit bergaul.

Pada dasarnya fobia sosial timbul karena rasa takut dinilai negatif oleh orang lain. "Kita mungkin takut orang menganggap kita bodoh, tidak menarik, atau tidak kompeten," kata Anu Asnaani, Ph.D, pakar dari Universitas Pennyslvania.

Ketakutan itu akan semakin buruk dengan rendahnya keterampilan sosial atau pengalaman berada di situasi sosial. Kecemasan tersebut bahkan dapat memicu serangan panik.

Orang dengan fobia sosial juga seringkali mengalami kepanikan bahkan sebelum ia berada di situasi yang ia takutkan itu. Misalnya beberapa hari atau seminggu sebelum acara itu.

"Orang yang fobia sosial juga akan menghindari melakukan kegiatan dengan orang lain, termasuk bertanya atau makan di depan orang lain, bahkan memakai toilet umum," katanya.

Bila dipaksakan harus tampil, ketakutan itu akan menimbulkan gejala fisik, seperti pusing, berkeringat, gemetar, sakit perut, dan diare. Anak-anak yang memiliki gangguan ini biasanya akan menangis dan tantrum.

Kemajuan teknologi informasi, menurut Asnaani, sangat membantu orang yang memiliki fobia sosial untuk menjalani hidupnya seperti orang normal, karena interaksi dengan orang banyak bisa dikurangi.

Misalnya saja, saat ini sudah banyak kantor yang memperbolehkan karyawannya bekerja dari rumah, memesan makanan, atau membeli obat. Berdiskusi dengan orang lain juga bisa kita lakukan dengan mengirim pesan percakapan di ponsel.

Walau demikian, masalah baru akan muncul saat kita berusaha mengajak orang yang fobia sosial untuk berinteraksi di dunia nyata.

Fobia sosial tentu saja jangan dibiarkan. Tanpa terapi untuk mengatasinya, kecemasan sosial ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Fobia ini juga terkait dengan berbagai gangguan mental, misalnya gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif, dan depresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau