Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2016, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Rasa manis memang menjadi favorit anak-anak, termasuk juga orang dewasa. Walau begitu, banyak orangtua yang khawatir dengan efek gula berlebih karena dipercaya bisa memengaruhi perilaku anak menjadi lebih aktif.

Pengaruh gula pada perilaku anak memang masih jadi perdebatan hangat di antara pakar. Sebagian ahli setuju dengan anggapan tersebut, tapi beberapa penelitian menyodorkan fakta sebaliknya.

Kembali di tahun 1973, ahli alergi Benjamin Feingold adalah orang pertama yang menyebutkan bahwa gula, zat pengawet, pewarna, dan zat-zat lain dalam makanan bisa menyebabkan hiperaktivitas pada anak atau membuatnya lebih buruk.

Meski ide tersebut dipercaya para orangtua sampai hari ini, tetapi mayoritas penelitian tidak membuktikan bahwa gula adalah pemicu anak-anak menjadi "monster" dan sulit diatur.

Bila anak Anda sulit tenang, jangan buru-buru menyalahkan gula bahkan melarangnya sama sekali. Bagaimana pun gula tetap dibutuhkan tubuh walau asupannya tetap perlu dibatasi.

Sebenarnya ada banyak alasan lain mengapa konsumsi gula sebaiknya tidak berlebihan. Selain merusak gigi, konsumsi makanan yang mengandung gula secara berlebihan juga membuat kegemukan. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi di masa datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com