Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2016, 11:11 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber time.com

KOMPAS.com - Jika dokter sudah memperingatkan tekanan darah yang mulai meninggi, cobalah latihan yoga. Menurut sebuah studi kecil, orang yang kena pra hipertensi dan latihan yoga sejam sehari selama tiga bulan berhasil menurunkan rata-rata diastolik dan tekanan arterinya.

Studi tersebut dipresentasikan di konferensi tahunan Cardiological Society India tetapi belum diterbitkan di jurnal medis.

Peneliti mengatakan hasil itu menjanjikan, bahwa berlatih yoga setiap hari berpotensi melindungi mereka dari pra hipertensi dan bahaya penyakit tekanan darah tinggi.

"Baik pra hipertensi maupun tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan gagal jantung," kata pemimpin penelitian Ashutosh Angrish, MD, ahli jantung dari Sir Gangaram Hospital, Delhi, India.

Pra hipertensi didefinisikan sebagai angka sistolik (angka pertama dalam bacaan tekanan darah) dari 120-139 mmHg atau angka diastolik (angka kedua) dari 80-89 mmHg.

Seseorang sudah mengalami tekanan darah tinggi bila sistolik lebih besar dari 140 mmHg atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg. "Orang yang mengalami pra hipertensi cenderung akhirnya mengalami hipertensi," ujar Dr Angrish.

Dr Angrish ingin meneliti dampak Hatha Yoga, yoga tradisional yang mengombinasikan peregangan, pengontrolan napas dan meditasi terhadap orang didiagnosa pra hipertensi tapi masih sehat.

Ia dan rekan-rekannya merekrut 60 pasien rata-rata usia 54 tahun dan meresepkan semua strategi gaya hidup untuk menurunkan gaya hidup. Gaya hidup itu meliputi latihan aerobik ringan, diet sehat dan berhenti merokok.

Separuh dari pasien-pasien itu pun mendapatkan kelas yoga setiap hari selama sebulan. Setelah satu bulan, kelompok ini diminta latihan sendiri satu jam sehari.

Di awal dan akhir tiga bulan studi tersebut peserta diukur tekanan darahnya selama 24 jam. Selama waktu itu, tidak ada perubahan dalam kelompok yang diberi tugas mengubah gaya hidup saja.

Pada kelompok yoga, tekanan darah diastolik selama 24 jam menurun kurang lebih 4,5 mmHg. Rata-rata tekanan arteri menurun juga sekitar 4,9 mmHg.

"Meskipun penurunan tekanan darah itu sedikit, secara klinis ini sangat berarti," kata Dr Angrish.

Bahkan, penurunan 2 mmHg saja dalam tekanan darah diastolik berpotensi menurunkan risiko penyakit jantung koroner sampai 6 persen dan risiko stroke menurun 15 persen.

Alasan mengapa yoga berefek menurunkan tekanan darah masih belum jelas. Dari studi-studi lain ditemukan yoga menenangkan sistem saraf simpatetik yang berperan mengatur tekanan darah.

"Penemuan ini menyimpulkan bahwa kombinasi tiga komponen yoga (asana, pranayama dan meditasi) bermanfaat. Tetapi studi kami belum mampu menguraikan masing-masing kontribusi mereka," ujar Dr Angrish.

Presiden terpilih Cardiological Society of India, Shirish Hiremath mengatakan dalam rilis bahwa yoga, bagian dari budaya tradisional India, terbukti jelas bermanfaat dalam kasus pra hipertensi. Yoga ini pun mudah dipelajari dan tak mahal.

"Yoga ternyata merupakan jawaban tepat bagi orang yang berisiko," katanya menunjuk sejumlah besar orang muda di India yang terkena hipertensi.

Sebuah review pada 2014 menemukan 29 persen populasi India atau hampir satu dari tiga orang mengalami tekanan darah tinggi. Hal serupa pun terjadi di Amerika Serikat.

Roberto Ferrari, MD, course director of the European Society of Cardiology progam di India setuju bahwa yoga dapat menjadi bagian strategi kesehatan jantung. Ia menekankan bahwa yoga hanyalah salah satu komponen untuk memelihara jantung sehat.

"Penyakit jantung dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan mengontrol tekanan darah serta kolesterol. Olahraga termasuk yoga, pola makan sehat dan tidak merokok adalah langkah menuju arah yang benar," katanya.

Penemuan Dr Angrish ini merupakan penelitian pendahuluan. Meski demikian, kita boleh menyarankan orang yang bermasalah dengan tekanan darah tinggi untuk mulai berlatih yoga. Yoga dapat mencegah terjadinya hipertensi sebagai bagian dari pola hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau