Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Hipertensi Bisa Memicu Serangan Jantung dan Stroke?

Kompas.com - 29/06/2016, 10:21 WIB

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah "pembunuh sunyi" yang memberikan sedikit saja gejala. Sekitar 1 dari 3 orang dewasa mengalami hipertensi, tapi hanya 52 persen yang mampu mengendalikan tekanan darahnya.

Walau tidak menimbulkan keluhan berarti, tapi hipertensi sebenarnya adalah faktor risiko untuk penyakit jantung dan stroke. Dua penyebab kematian terbesar di dunia.

Tak gampang mengetahui apakah seseorang memiliki tekanan darah yang normal atau tidak. Satu-satunya cara adalah dengan mengukurnya secara teratur.

Sepanjang hari, tekanan darah memang naik dan turun, namun jika tekanannya selalu tinggi dalam periode lama, akan terjadi kerusakan pada jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Saat tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah akan meregang sehingga darah dapat mengalir lancar. Seringkali, peregangan itu menimbulkan luka parut dan melemahkan pembuluh darah di seluruh tubuh.

Sebagai organ yang membantu mengatur tekanan darah, ginjal juga ikut kena dampak hipertensi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat membuat arteri di sekitar ginjal menyempit, lemah, atau mengeras, sehingga hipertensi adalah penyebab kedua gagal ginjal, setelah diabetes.

Sebagian besar orang yang hipertensi tidak mengalami gejala apa pun. Memang ada yang mengeluhkan sakit kepala atau hidung berdarah, tetapi biasanya gejala baru muncul setelah hipertensi memburuk. Ini sebabnya mengapa saat kita ke dokter tekanan darah selalu diperiksa. Idealnya tekanan darah orang dewasa adalah 120/80.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga agar tekanan darah tidak terlalu tinggi. Penurunan berat badan, mengurangi asupan sodium, dan melakukan aktivitas fisik teratur, adalah salah satunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com