KOMPAS.com - Saat ini di AS sedang heboh mengenai keamanan Nutella. Selai cokelat itu diketahui mengandung minyak sawit yang belakangan ini mendapat sorotan tak baik.
Mei tahun silam European Food Safety Authority merilis laporan yang menyebutkan minyak sawit ditemukan mengandung kadar tinggi glycidyl fatty acid ester (GE) yang mungkin penyebab kanker (karsinogenik). GE bersama zat-zat lain dilaporkan berpotensi berbahaya yang dihasilkan selama proses pemurnian minyak karena paparan panas ekstrim.
Seperti kita ketahui, makanan olahan bukanlah pilihan sehat tetapi produksi makanan dengan zat yang berpotensi menyebabkan kanker amatlah memprihatinkan.
Baru-baru ini produsen Nutella, Ferrero membela penggunaan minyak sawit tersebut. "Membuat Nutella tanpa minyak sawit akan menghasilkan subtistusi buruk untuk produk kami. Ini langkah mundur," kata perwakilan perusahaan.
Apakah kita perlu khawatir? "Risiko komplikasi kesehatan potensial karena kontaminan di minyak sawit amatlah rendah," kata Taylor Wallace, PhD, profesor di departemen studi nutrisi dan makanan di George Mason University. "Sains itu masih baru dan tak ada badan ilmiah otoritatif seperti FDA yang tak merekomendasikan minyak sawit."
Ditambah lagi, Ferrero mengklaim tak memanaskan minyak cukup tinggi sehingga tak menghasilkan zat karsinogenik pula.
Perlu diingat pula, minyak sawit mengandung lemak jenuh tinggi sehingga sebaiknya tak banyak dikonsumsi. Makanan lain yang juga lazim mengandung minyak sawit adalah selai kacang, es krim dan roti kemasan.
"Komunitas ilmu nutrisi setuju bahwa lemak jenuh harus dikonsumsi sedang saja dan dibatasi tak lebih dari 10 persen kalori per hari," sebut Wallace.
Tentu saja jangan mengonsumsi satu kemasan dalam sekali waktu sekaligus. Dengan demikian tak perlu khawatir mengonsumsi Nutella saat ini.
"Minyak sawit bukanlah zat pertama yang harus berhenti dikonsumsi. Makan berlebihan, kurang olahraga akan menyebabkan obesitas. Ini terbukti lebih membahayakan kesehatan dibandingkan efek negatif minyak sawit," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.