JAKARTA, KOMPAS.com - Merokok merusak kesehatan di semua usia. Semakin muda usia perokok, semakin meningkat risiko terkena berbagai penyakit. Dokter Feni Fitriani Taufik, Sp.P (K) mengungkapkan, bila merokok sejak usia remaja, perlahan bisa mengalami penurunan fungsi paru.
"Kebugaran saat olahraga akan mulai berpengaruh. Jadi mudah capek," kata Feni saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/3/2017).
Dengan menurunnya fungsi paru, mereka pun akan lebih rentan terkena penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), TB paru, hingga kanker paru. Feni menuturkan, perokok berisiko terkena TB paru lebih besar 2-5 kali lipat dibanding yang tidak merokok.
Selain itu, dampak jangka pendek, yaitu mudah terinfeksi saluran napas. Tandanya, mulai sering batuk dan pilek. Secara fisik yang terasa dan terlihat, napas mereka juga mulai bau rokok, gigi kuning, hingga kulit keriput.
Masalahnya, rokok bersifat adiktif sehingga mulai usia muda bisa mengalami kecanduan. Akibatnya, mereka akan lebih sulit lepas dari jeratan rokok dan cenderung menjadi perokok berat.
Feni mengatakan, dalam penelitian yang dilakukan pada anak SMA tahun 2014, sebanyak 20 persen remaja SMA yang merokok sudah mengalami adiksi.
Ironisnya, prevalensi perokok di usia muda terus mengalami peningkatan. Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, prevalensi anak usia 5-9 tahun yang mulai merokok naik dari 0,1 persen tahun 2007 jadi 1,7 tahun 2010, dan 1,6 tahun 2013.
Prevalensi remaja usia 10-14 tahun merokok juga naik dari 9,6 persen jadi 17,5 dan 18 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.