Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2017, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kelainan bawaan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak balita di Indonesia. Jika bayi dengan kelainan bawaan selamat, mutu hidupnya tak akan maksimal. Padahal, masalah kesehatan itu bisa dicegah.

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina mengatakan, layanan neonatal kini bisa menekan angka kematian bayi akibat asfiksia atau gangguan pernapasan, bayi berat lahir rendah (BBLR, lahir kurang dari 2.500 gram), dan infeksi. Namun, layanan kesehatan belum bisa mengatasi dampak kelainan bawaan yang bisa memicu kesakitan, kecacatan, bahkan kematian.

"Secara medis, kematian bayi akibat asfiksia, infeksi, atau BBLR teridentifikasi penyebab dan intervensinya. Namun, kemampuan medis belum bisa mencegah kelainan bawaan. Pencegahan di hulu, saat ibu sebelum dan selama hamil, amat menentukan," kata Eni saat temu media di Jakarta, Senin (20/3).

Sekitar 50 persen kelainan bawaan tak diketahui sebabnya. Namun, beberapa hal jadi faktor risiko, di antaranya perkawinan antarsaudara, infeksi, status gizi ibu, lingkungan, dan kondisi sosioekonomi buruk.

Selain kekurangan yodium, faktor pemicu kelainan bawaan antara lain asam folat, obesitas, diabetes melitus, paparan pestisida, asap rokok, obat, alkohol, dan zat kimia lain. Karena itu, kelainan bawaan bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, terutama mengonsumsi banyak sayur dan buah.

Sayur dan ikan

Ahli gizi komunitas, Tan Shot Yen, menambahkan, konsumsi sayur, buah, dan ikan banyak menekan risiko kelainan bawaan. Contohnya, ikan dengan kandungan omega 3 tinggi bagus untuk mencegah kekentalan darah. Adapun asupan sayur yang banyak menekan risiko BBLR dan gangguan pada retina.

Di dunia, diperkirakan 6 persen dari total kelahiran (7,9 juta anak) lahir dengan kelainan bawaan dan 3,3 juta jiwa meninggal di bawah usia lima tahun. Kelainan bawaan itu antara lain talipes equinovarus atau club foot (pergelangan sampai ujung kaki memutar ke dalam), celah bibir, omphalocele (usus dan organ perut lain keluar dari pusar), dan kembar siam. (ADH)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Maret 2017, di halaman 13 dengan judul "Kelainan Bawaan Bisa Dicegah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau