KOMPAS.com - Hujan mulai mengguyur sebagian wilayah di Indonesia. Pada masa pergantian musim seperti ini kita perlu lebih waspada terhadap serangan penyakit, salah satunya batuk.
Penyakit ini diketahui acap kali menjadi "langganan" ketika mulai memasuki musim penghujan.
Melansir dari Mayo clinic, batuk didefinisikan sebagai cara tubuh dalam merespons ketika sesuatu mengiritasi tenggorokan atau saluran udara Anda.
Baca juga: Kenali 6 Penyebab Batuk Balita yang Tak Kunjung Sembuh
Iritasi merangsang saraf untuk mengirim pesan ke otak. Setelahnya, otak memberi tahu otot-otot di dada dan perut untuk mendorong udara keluar dari paru-paru.
Gejala batuk bisa saja berlangsung normal dan sehat. Namun, bisa jadi berlangsung sangat sangat kuat dan berkepanjangan.
Batuk yang bertahan selama beberapa pekan atau batuk yang memunculkan lendir berwarna maupun berdarah dapat mengindikasikan suatu kondisi di mana seseorang membutuhkan perhatian medis.
Batuk yang berkepanjangan dan kuat dapat mengiritasi paru-paru dan bahkan menyebabkan lebih banyak kesakitan.
Ini juga akan melelahkan hingga dapat menyebabkan sulit tidur, pusing atau pingsan, sakit kepala, inkontinensia urin, muntah, dan bahkan patah tulang rusuk.
Batuk yang perlu lebih diwaspadai adalah batuk normal tapi terjadi secara terus-menerus.
Mayo Clinic mengklasifikasi batuk dianggap "akut" apabila terjadi kurang dari tiga pekan.
Sedangkan batuk yang berlangsung lebih dari delapan pekan atau empat pekan untuk anak-anak termasuk "kronis".
Baca juga: Kok Bisa Kita Batuk Sampai Terkencing-kencing?
Adapun beberapa penyebab batuk, yakni sebagai berikut:
Penyebab umum batuk akut
Penyebab umum batuk kronis
Penyebab umum batuk lainnya
Baca juga: Tewas dengan Kulit Melepuh Usai Berobat, Balita Noval Awalnya Hanya Batuk Pilek
Sementara itu, melansir dari MedicineNet, batuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab maupun gejala yang timbul.
Berikut ini beberapa jenis batuk itu:
Batuk kering:
Batuk yang tidak menghasilkan lendir (juga disebut batuk tidak produktif)
Batuk basah:
batuk yang menghasilkan lendir atau dahak (juga disebut batuk produktif)
Batuk menggonggong:
Batuk yang berhubungan dengan penyakit virus atau kelompok terutama pada anak kecil (batuk kelompok)
Batuk rejan:
Batuk yang berhubungan dengan infeksi (pertusis). Seseorang (biasanya anak-anak) mengeluarkan bunyi rejan ketika batuk
Batuk stres:
Batuk reflektif dan tidak produktif yang terjadi ketika seseorang sedang stres
Batuk akut:
Batuk yang baru saja mulai atau telah terputus-putus, seringkali timbul dalam waktu seminggu atau lebih.
Batuk kronis:
Batuk yang menetap dari waktu ke waktu (lebih dari 8 pekan atau lebih)
Mengetahui jenis-jenis batuk dapat memberikan wawasan tentang penyebab yang mendasarinya.
Secara umum, batuk kering dan batuk stres sering disebabkan oleh iritasi tidak menular.
Sementara, beberapa batuk kronis disebabkan oleh produksi lendir jangka panjang atau agen yang mengiritasi seperti asap rokok.
Sedangkan batuk lainnya cenderung disebabkan oleh alergi yang mengganggu penyakit paru-paru yang mendasarinya. Beberapa batuk produktif disebabkan oleh agen infeksi seperti batuk rejan.
Dalam banyak kasus, batuk jangka pendek (kurang dari tujuh hari) biasanya tidak memerlukan perawatan medis.
Baca juga: Tak Perlu Bahan Kimia, Ini 5 Jenis Obat Batuk Alami yang Mudah Ditemui
Namun, apabila batuk sudah berlangsung setidaknya sepekan tanpa membaik, sangat dianjurkan untuk seseorang segera menemui dokter.
Terlebih lagi, selama batuk muncul gejala lain seperti badan menggigil atau pun batuk menghasilkan banyak lendir atau lendir berdarah.
Tapi ada alternatif juga. Untuk mengatasi batuk, seseorang tak melulu harus menggunakan bahan kimia, tapi bisa dengan bahan alami.
Melansir dari Kompas.com (12/10/2019), sedikitnya ada 4 pilihan bahan alami yang bisa digunakan untuk obati batuk, yakni sebagai berikut:
1. Kunyit
Kunyit bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit pilek dan batuk. Kunyit dinilai memiliki probiotik asli. Jadi, apabila dikonsumsi dengan makanan yang berprotein tinggi, ia dapat membantu pencernaan dan mencegah pembentukan gas.
Untuk dijadikan obat, kunyit bisa dibuat bubuk lebih dulu kemudian diaduk bersama susu hangat dan diminum sebelum tidur.
2. Jahe
Minuman yang dibuat dari jahe memiliki khasiat untuk meredakan sakit tenggorokan dan batuk. Jahe memiliki senyawa bioaktif yang dapat membantu pencegahan gangguan pencernaan dan rasa mual.
3. Jeruk Nipis
Jeruk nipis dapat dikonsumsi untuk meredakan beberapa jenis batuk, termasuk batuk pilek. Untuk meredakan batuk, jeruk nipis dapat diperas kemudian airnya ditambahkan dengan kecap atau madu.
4. Teh akan tanaman licorice
Akar licorice memiliki ekspektoran dan penawar rasa sakit. Konsumsi akar licorice juga mampu menipiskan mukosa yang memberatkan pernapasan. Akan tetapi, obat batuk dari licorice tidak dianjurkan untuk mereka yang memiliki masalah ginjal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.