Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Istri Injak Kemaluan Suami, Bisa Berisiko Ganggu Kesuburan

Kompas.com - 20/12/2019, 15:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Bripka Reni menceritakan kronologi istri injak kemaluan suami sampaj pingsan.KOMPAS.com/A. Faisol Bripka Reni menceritakan kronologi istri injak kemaluan suami sampaj pingsan.

KOMPAS.com - Syamsul Arifin (34) pingsan setelah kemaluannya diinjak oleh sang istri Nur Faida(30) saat terjadi cekcok pada Jumat (12/12/2019).

Warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim) itu pun dilarikan ke RSUD Waluyo Jatio Kraksaan untuk mendapatkan pertolongan.

"Keluarga Syamsul lalu melapor kejadian itu ke Polres Probolinggo, dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)," jelas Kanit PPA Polres Probolinggo Bripka Isyana Reni Antasari seperti dilansir dari Kompas.com (19/12/2019).

Baca juga: Kronologi Istri Injak Kemaluan Suami hingga Pingsan, Awalnya dari Cekcok

Dalam kasus ini, korban bisa jadi pingsan karena mengalami trauma pada organ testis.

Testis yang terletak di dalam skrotum yang menggantung di luar tubuh ini diketahui tak memiliki perlindungan otot dan tulang.

Hal itu memudahkan testis terpukul, terinjak, hingga tertendang hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Trauma testis lebih sering terjadi pada para atlet pria yang berkecimpung dalam olahraga kontak fisik.

Kondisi itu dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, memar hingga bengkak pada organ vital repoduksi ini.

Melansir dari Cleveland Clinic, dalam kebanyakan kasus, testis sebenarnya dapat menyerap guncangan cedera tanpa kerusakan serius.

Namun, bisa juga testis mengalami trauma parah (ruptur testis).

Hal ini biasanya terjadi ketika testis terkena hantaman kencang atau terkena tulang pubik (tulang yang membentuk bagian depan pelvis).

Baca juga: Apakah Testis Besar Sebelah Milik Saya Normal?

Cedera ini dapat menyebabkan darah bocor ke dalam skrotum.

Pada kasus yang parah, pembedahan untuk memperbaiki ruptur atau sobekan testis mungkin diperlukan untuk kesembuhan.

Kerusakan pada testis ini pada hakikatnya berpotensi mempengaruhi produksi testosteron atau hormon seksual pada pria yang dihasilkan secara alami oleh testis.

Sementara apabila seorang pria kekurangan testosteron, dapat mengalami gangguan kesuburan, gangguan ereksi, serta terhambatnya pubertas dan pertumbuhan organ reproduksi.

Cara penanganan yang tepat

Hampir semua pria pasti akan merasakan sakit hingga mual saat testis terhantam atau tertendang.

1. Cedera ringan

Apabila cedera testis tergolong ringan, rasa sakit ini bisa saja hilang secara perlahan dalam kurun waktu kurang dari 1 jam. Gejala lain juga akan ikut hilang.

Baca juga: Perlu Lebih dari Sekadar Testis untuk Punya Penis

Artikel dalam Hello Sehat menyampaikan, untuk meringankan rasa sakit, seseorang juga bisa mamanfaatkan obat penghilang rasa sakit, berbaring beberapa saat, menyangga testis dengan celana dalam yang bisa menyokong, hingga menempelkan kompres es pada area yang cedera.

Anda juga dianjurkan untuk sementara waktu menghindari aktivitas berat.

2. Cedera berat

Seseorang yang mengalami cedera testis berat dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Beberapa indikasi seorang pria mengalami cedera testis serius, yakni:

  • Merasakan sakit yang tidak kunjung hilang atau sakit ekstrim lebih dari sejam
  • Testis bengkak atau memar pada buah zakar
  • Testis atau buah zakar pecah dan terus merasakan mual hingga muntah
  • Mengidap demam

Selain ruptur testus, cedera testis serius bisa berwujud torsi testis.

Pada kasus torsi testis, testis ini terpelintir dan kehilangan pasokan darah.

Hal ini dapat terjadi akibat trauma serius pada testis, aktivitas berat, atau tanpa penyebab yang jelas.

Torsi testis jarang terjadi, namun biasanya terjadi pada anak-anak berusia 12-18 tahun.

Baca juga: Pria Harus Hati-hati, Obat Pereda Nyeri Bisa Turunkan Kualitas Testis

Jika hal ini terjadi, seseorang dianjurkan untuk segera menemui dokter dalam 6 jam setelah rasa sakit itu muncul.

Pasalnya, apabila dibiarkan lebih dari 6 jam, ada kemungkinan buruk lain yang bisa terjadi sebagai komplikasi, termasuk berkurangnya produksi sperma atau kehilangan testis.

Masalah ini dapat diatasi dengan dokter mengembalikan testis secara manual. Apabila tidak berhasil, diperlukan operasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau