Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mudah Olahraga Jalan Cepat Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 29/12/2019, 17:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Banyak orang menggemari olahraga jalan cepat karena alasan praktis dan mudah dikerjakan.

Bagaimana tidak, Anda tak perlu repot-repot berangkat ke pusat kebugaran atau sarana penyedia olahraga jika ingin melakukan olahraga ini.

Anda hanya cukup bermodal sepatu paling nyaman. Setelah itu, Anda pun siap berolahraga dengan melangkahkan kaki.

Melansir Health Line, jalan cepat termasuk jenis olahraga kardio seperti lari.

Olahraga kardio ini diketahui punya segudang manfaat, di antaranya:

  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Meningkatkan stamina
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Mencegah atau mengelola penyakit kronis
  • Menguatkan jantung
  • Mengurangi depresi dan kecemasan

Baca juga: Olahraga Jalan Kaki Lebih Baik dari Lari, Apa Alasannya?

Agar punya dampak kesehatan lebih maksimal, olahraga jalan cepat ini tidak boleh dilakukan asal-asalan.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan agar olahraga jalan cepat bisa membakar lebih banyak kalori:

1. Kenali target kalori

Kendati punya manfaat sejenis, olahraga lari bisa dua kali lipat membakar kalori dibandingkan jalan cepat.

Sebagai ilustrasi, bagi orang dengan berat badan 70 kilogram, berlari dengan kecepatan delapan kilometer per jam dapat membakar 606 kalori.

Untuk bobot tubuh serupa, olahraga jalan cepat dengan kecepatan 5,6 kilometer per jam dapat membakar 314 kalori.

Ketimbang jalan cepat dengan 5,6 kilometer per jam selama 20 menit, Anda dianjurkan untuk jalan cepat 6,5 kilometer per jam selama 30 menit.

Saran ini telah terbukti dapat membakar kalori lebih banyak pada tubuh. 

Jika dapat membakar 3.500 kalori, Anda kemungkinkan bisa menghilangkan bobot tubuh 0,5 kilogram.

Kalori yang terbakar memang bisa bervariasi tergantung beberapa faktor seperti berat badan, jenis kelamin, dan usia.

Selain itu, hal itu juga dipengaruhi oleh jumlah otot minim lemak, intensitas olahraga, dan durasi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau