Pembentukan histamin dapat terjadi di sepanjang rantai pasokan ikan dan produk ikan.
Mulai ikan ditangkap nelayan, dibawa berlayar sampai ke pelabuhan, dijajakan pedagang, sampai ke dapur.
Dari hasil penelitian, keracunan histamin terdeteksi di sampel ikan yang dibiarkan di suhu ruangan selama 24 jam.
Namun, histamin tidak terdeteksi saat sampel ikan disimpan di suhu dua derajat Celcius sepanjang tujuh hari.
Baca juga: Viral Teknik Masak 5 30 7, Ini Kata Ahli Gizi
Keracunan histamin dipicu konsumsi makanan yang mengandung histamin cukup tinggi.
Misalkan, mengonsumsi ikan berbobot 250 gram. Atau kadar histamin lebih dari 200 miligram per kilogram.
Orang yang mengalami keracunan histamin biasanya mengalami:
Baca juga: Habisi Jurnalis Juwita di Atas Mobil, Oknum Anggota TNI AL Peragakan 33 Adegan
Seperti keracunan makanan pada umumnya, gejala keracunan histamin muncul setelah beberapa jam konsumsi ikan.
Gejala tersebut biasanya dapat hilang dalam 12 jam dan tidak disertai efek jangka panjang.
Namun, untuk memastikan kondisi kesehatan sebaiknya segera berkosultasi pada ahli medis.
Baca juga: Ungkap Kronologi Kasus Nastar Berjamur, Pemilik Clairmont: Kami Dapat Penawaran
Kandungan histamin bisa meningkat sebelum ikan membusuk dengan tanpa bau atau rasanya tidak sedap.
Kita dapat menjaga kandungan histamin ikan dan produk olahan ikan tidak meroket lewat berbagai cara.
Untuk produsen atau pedagang:
Baca juga: Manfaat Daun Sirih Merah untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah
Kontrol suhu dan durasi ikan di ruang terbuka sebelum diolah terjaga.
Mulai rantai pasokan ikan paling awal dari nelayan sampai bahan makanan siap diolah.