KOMPAS.com - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Jabodetabek, sejak Rabu (3/1/2020), dapat berefek negatif pada kulit.
Melansir NCBI, jurnal Plos One memuat riset banjir dapat memengaruhi tingkat sanitasi lingkungan sekitar.
Selain itu, banjir juga dapat menyebarkan kontaminan ke area terdampak, sehingga mencemari sumber air bersih.
Ahli dari American Academy of Dermatology, Justin Bandino, menyebutkan dampak banjir sangat besar, termasuk menyerang kesehatan kulit.
"Setelah banjir, infeksi kulit dan jaringan lunak dapat berkembang ketika kulit yang terluka terkena air banjir yang mengandung limbah, bahan kimia, dan polutan lain," ucap Bandino, melansir Medical Xpress.
Baca juga: Rawan Gangguan Mental, Pentingnya Psychological First Aid saat Banjir
Melansir berbagai sumber, berikut penyakit kulit yang kerap menyerang korban banjir:
1. Skabies atau kudis
Minimnya pasokan air bersih saat banjir merupakan penyebab utama skabies atau kudis.
Penyakit kulit ini disebabkan tungau bernama Sarcoptes scabiei yang menimbulkan gatal-gatal.
Skabies bisa menyebar dengan cepat melalui kontak fisik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan