Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pola Asuh Tentukan Kepribadian Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu bak Film NKCTHI?

Kompas.com - 05/01/2020, 11:06 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) berlayar ke bioskop sejak Kamis (2/1/2020). Film ini menjadi perbincangan publik.

Karya adaptasi dari buku berjudul sama buatan Marchella FP ini, mengajak penonton menyelami suara hati setiap anggota keluarganya.

Sekilas, keluarga dengan tiga anak yang mulai tumbuh dewasa ini tampak utuh dan bahagia.

Namun, dalam diam, kakak beradik Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara), dan Awan (Rachel Amanda) bergelut dengan konflik batinnya masing-masing.

Sutradara Angga Dwimas Sasongko menggerakkan cerita film NKCTHI dengan memunculkan trauma besar di keluarga tokoh sentralnya.

Dari situ, sudut pandang menjalani kehidupan sebagai anak sulung, tengah, dan bungsu, seolah "ditelanjangi".

Baca juga: 3 Fakta Menarik Film NKCTHI yang Diadaptasi dari Buku Best Seller

Anak sulung menganggap dirinya diserahi tanggung jawab menjaga adik-adiknya.

Sedangkan, anak tengah merasa diabaikan.

Sementara itu, anak bungsu merasa tidak mampu membuat keputusan, karena segalanya sudah diupayakan anggota keluarga lainnya.

Di media sosial, orang yang telah menonton film NKCTHI jamak mengasosiasikan dirinya menjadi anak sulung, tengah, bungsu, maupun kombinasi ketiganya.

Film pun banjir apresiasi lantaran dianggap mewakili suara hati mereka.

Teori urutan kelahiran

Tema pergulatan batin anak sulung-tengah-bungsu memang baru diangkat di film.

Namun, di dunia psikologi tema urutan kelahiran anak (birth order) sudah dibahas sejak puluhan tahun silam.

Psikolog Dr. Kevin Leman telah mempelajari urutan kelahiran sejak 1967.

Ia pun menerbitkan buku The Birth Order Book: Why You Are the Way You Are.

Leman berpendapat, urutan kepribadian memengaruhi perbedaan kepribadian antara anak sulung-tengah-bungsu.

Sejak itu, riset peran urutan kelahiran dalam memengaruhi kepribadian anak sulung-tengah-bungsu terus bergulir.

Kepribadian anak sulung-tengah-bungsu

Melansir Parents, psikolog sekaligus penulis buku Birth Order Blues, Meri Wallace, juga berpendapat kepribadian anak terkait dengan urutan kelahirannya.

"Memang ada hubungan antara cara orang tua berinteraksi dengan urutan anak di keluarga. Tapi setiap posisi anak memiliki tantangan tersendiri," jelasnya.

Berikut ini kepribadian anak mengacu pada urutan kelahirannya:

1. Anak sulung

Pasangan biasanya membesarkan anak pertama atau sulung dengan pendekatan coba-coba.

Lumrah, orang tua jamak mencurahkan perhatiannya saat sulung lahir.

Anak pertama pun jadi sangat diperhatikan, diberi aturan ketat, dan dikontrol.

Kebiasaan tersebut membuat anak sulung tumbuh dengan karakter:

  • Perfeksionis
  • Selalu berupaya menyenangkan hati orang tuanya.
  • Bisa diandalkan
  • Teliti dan waspada
  • Berjiwa pemimpin
  • Doyan mengontrol

Baca juga: Pola Asuh Seperti Ini Tak Lagi Efektif untuk Anak Zaman Now…

2. Anak tengah

Saat anak tengah lahir, orang tua sudah punya pengalaman membesarkan anak dari pengalaman pertama.

Perhatian orang tua biasanya juga tidak tercurah pada satu anak, melainkan dibagi-bagi.

Karena berada di antara sulung dan bungsu, anak tengah biasanya punya kepribadian:

  • Merasa kurang perhatian
  • Sering merasa dibandingkan dengan saudaranya
  • Suka mengalah atau menyenangkan orang lain
  • Terkadang cenderung memberontak
  • Punya lingkaran sosial yang besar dan kuat di luar keluarga
  • Pembuat damai

3. Anak bungsu

Anak terakhir terlahir setelah kakak-kakaknya lebih dulu hadir di tengah keluarga.

Kehadirannya terjadi saat orang tua sudah punya pengalaman membesarkan anak sulung dan tengah.

Faktor itu disebut memengaruhi karakter atau kepribadiannya. Antara lain:

  • Menyenangkan
  • Simpel atau tidak ribet
  • Manipulatif
  • Supel
  • Ingin menjadi pusat perhatian
  • Cenderung memikirkan diri sendiri

Lain karakter, lain pendekatannya

Dengan mengetahui karakter anak sulung, tengah, dan bungsu, orang tua dapat menerapkan pola asuh anak sesuai kepribadiannya.

Melansir Huffington Post, Leman berpendapat  posisi anak di keluarga dan kepribadian anak yang unik dapat menjadi bekal masa depan.

Orang tua perlu mengarahkan kekuatan dari karakter anak sulung, tengah, atau bungsu, untuk diubah menjadi potensinya.

1. Anak sulung

Anak sulung sempat menjadi pusat perhatian sebelum saudaranya lahir.

Praktis, perhatian orang tua yang tercurah menjadi bonus misalkan sering dibacakan buku, mendapat gizi baik, dll.

Riset menunjukkan, anak sulung cenderung berprestasi, punya IQ tinggi, dan mendapat kesempatan yang belum sempat dicicipi saudaranya.

Namun, anak pertama biasanya cenderung ambisius dan takut gagal.

Akibatnya, anak sulung cenderung kaku atau tidak fleksibel. Mereka juga enggan meninggalkan zona nyaman.

Selain itu, anak sulung kerap dibebani tanggung jawab di rumah.

Beban itu bisa memacu stres lantaran anak pertama punya kecenderungan menjadi sempurna.

2. Anak tengah

Anak di antara sulung dan bungsu biasanya tipe manut. Karena secara alami mereka acapkali disuruh berkompromi.

Anak tengah pernah menjadi "kesayangan" di rumah, sampai adiknya hadir.

Ini dapat membuat anak tengah beranggapan orang tua tidak peduli seperti dulu. Dan mereka tidak berharga.

Mereka pun jadi lebih nyaman dengan orang di luar rumah. Anak tengah berada di posisi paling sulit sehingga butuh perhatian agar tidak "tersesat".

3. Anak bungsu

Anak terakhir biasanya bukan yang terkuat atau terpintar di keluarga.

Namun mereka punya cara mendapatkan perhatian dan tak perlu usaha ekstra untuk menjadi sorotan.

Anak terakhir biasanya juga bersemangat dan berpikiran lebih terbuka.

Karena relatif diberi kelongaran untuk aturan, anak bontot atau bungsu biasanya jadi lebih manja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau