Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal

Kompas.com - 07/01/2020, 08:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Penanganan penyakit infeksi menular seksual (IMS) berupa Kondiloma akuminata atau kutil kelamin tergolong cukup sulit.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV, menyebut penatalaksanaan dan modalitas terapi kutil kelamin tidaklah mudah.

Pendapat itu didasarkan pada keadaan di mana hingga saat ini belum juga dijumpai jenis pengobatan yang sempurna untuk penanganan kutil kelamin.

"Tidak ada satupun modalitas terapi yang dapat membuat eradikasi atau pemusnahan total virus HPV," jelas Pras saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (5/1/2020).

Maka dari itu, staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu, menuturkan penanganan penyakit kutil kelamin memerlukan evaluasi yang berkesinambungan.

Baca juga: Serba-serbi Penyakit Sifilis, Gejala hingga Cara Penularannya

Lewat jalan terapi

Dia menerangkan penanganan penyakit yang juga akrab disebut jengger ayam ini bisa melalui jalan terapi.

Ada dua jenis terapi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah kesehatan ini, yakni terapi konvensional dan terapi intervensi. 

1. Terapi konvensional

Terapi konvensional biasanya dilakukan dengan pemberian agen topikal (obat) seperti 5 fluorourascil topikal maupun imiquimod topikal.

Fluorouracil termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai anti-metabolit.

Obat ini bekerja dengan menghalangi pertumbuhan sel tidak normal yang menyebabkan kondisi kulit tersebut.

Sedengakan imiquimod termasuk dalam kelompok obat yang disebut imun pengubah respons.

Obat ini diyakini dapat bekerja dengan membantu untuk mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan pertumbuhan kulit abnormal.

2. Terapi intervensi

Terapi intervensi bisa dilakukan dengan bedah beku menggunakan nitrogen cair.

Selain itu, terapi intervensi juga dapat dikerjakan dengan tindakan bedah kimia menggunakan Asam trikloroasetat (TCA) 80-90 persen, Podofilotoksin 20-25 persen, atau electrosurgery.

Sedangkan bedah eksisi atau pisau akan direkomendasikan jika kutil kelamin berukuran besar atau berubah menjadi kondiloma raksasa (giant condyloma).

Baca juga: Serba-serbi Penyakit Sifilis, Gejala hingga Cara Penularannya

Ukuran kutil kelamin diketahui bisa sebesar buah melon.

Pencegahan Mahal

Pras mengungkapkan saat ini sudah tersedia vaksinasi untuk mencegah infeksi virus HPV dan potensi keganasan HPV.

Vaksinasi yang tersedia dikenal dengan vaksinasi HPV bivalent (Cevarix) dan HPV quadrivalent (Gardasil).

Anggota Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia itu menyebut pemberian vaksinasi ini bisa dilakukan sejak dini, yaitu sebelum memasuki usia seksual aktif.

Vaksin bahkan direkomendasikan diberikan pada setiap individu saat masih berusia 9 atau 10 tahun.

Karena harganya yang masih relatif mahal, Pras menyinyalir, vaksinasi HPV belum bisa diberikan secara gratis oleh pemerintah kepada warga.

Dia mendengar baru Provinsi DKI Jakarta yang telah melakukan vaksinasi masal HPV beberapa tahun lalu.

"Kita harapkan ke depan anak-anak kita mendapatkan vaksinasi HPV ini untuk pencegahan penyakit kutil kelamin. Semoga," tutur Pras. 

Baca juga: Mitos atau Fakta, Bentuk Perut Ibu Hamil Tentukan Jenis Kelamin Janin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com