Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ala Anak Muda, Dokter Pakai TikTok untuk Bicarakan Depresi sampai Vape

Kompas.com - 20/01/2020, 19:32 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com- Beberapa orang belakangan doyan membuat video singkat di TikTok.

Mereka biasanya merekam aktivitas berjoget diiringi lagu yang tengah naik daun.

Selain itu, aplikasi yang dekat dengan generasi Z ini juga digunakan untuk membuat konten challenge, meme, prank, sampai lip sync.

Di tengah banjir video viral di aplikasi yang punya pengguna lebih dari 1,5 miliar ini, sejumlah dokter di Amerika Serikat memanfaatkan TikTok untuk membagikan info kesehatan.

Mengenal beberapa TikDocs kondang

Para dokter yang diberi julukan "TikDocs" oleh Men's Health ini membincangkan depresi, vape, cara CPR, sampai hoaks kesehatan seledri bisa menyembuhkan kanker.

Menariknya, beberapa dokter pengguna TikTok mengikuti gaya anak muda sebagai peminat aplikasi yang penggunanya sudah menyalip Instagram itu.

Kendati menyampaikan informasi yang "berat", namun mereka bisa mengemasnya dengan ringan. Misalkan dengan melucu, menari, atau membuat meme.

Seperti yang dilakoni Rose Marie Leslie, M.D. Dokter di University of Minnesota Family Medicine, AS ini punya lebih dari 420.000 pengikut di TikTok.

Pemilik akun @drleslie ini pernah membahas vaksinasi HPV, vape, sampai hoaks jus seledri dapat menyembuhkan kanker.

Baca juga: Jangan Percaya Lagi, 9 Isu Kesehatan pada 2019 Ini Terkonfirmasi Hoaks

Di video vape, Leslie tidak berbusa-busa bilang ke anak muda mengenai bahaya vape.

Namun, ia menunjukkan kondisi sel paru-paru di bawah mikroskop milik pengguna vape dan membandingkannya dengan sel paru-paru normal.

Melansir CNBC, video tersebut dikomentari TikTokker yang menangis setelah melihat konten milik Leslie.

Ada juga pengguna yang menyatakan niatannya untuk berhenti menggunakan vape.

Tak hanya Leslie, ada juga dokter anak Jess Andrade yang diikuti 123.000 pengguna TikTok.

Pengguna akun @ Doctor.Jesss ini pernah membagikan video mengenali depresi. Kontennya ditonton nyaris sejuta kali.

Ada juga ginekolog berbasis di Texas yang menggunakan akun @mamadoctorjones di TikTok.

Akun pribadinya itu kini diikuti 157.000 pengguna yang menyimak konten seputar mengontrol kehamilan.

Selain itu, ada juga ahli endoskopi Austin Chiang, M.D. yang punya akun @austinchiangmd dan diikuti 63.000 di TikTok.

Dokter berbasis di Philadelphia, AS ini punya ciri khas membawakan topik kesehatan dengan gaya lucu.

Alhasil, penyampaian pesan topik seperti kanker pankreas, jantung, sampai masalah liver lebih gampang diterima.

Menurut Chiang, dokter dan paramedis selama ini tidak punya waktu yang cukup untuk memerangi misinformasi kesehatan.

Hal itu, bisa ditanggulangi lewat TikTok maupun aplikasi media sosial lainnya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Apakah Lemon Bisa Menurunkan Kolesterol?

Kritik TikTok di dunia medis

Kendati jamak digunakan untuk menyebarluaskan informasi kesehatan, penggunaan TikTok di kalangan medis baru saja disorot.

Hal itu bermula dari video viral milik perawat yang kini telah diturunkan karena dianggap menyebarkan informasi keliru.

Dalam video singkat tersebut, seorang perawat dengan serampangan mengajarkan pengikutnya cara untuk menghindari infeksi menular seksual.

Ada juga video lain yang memuat pengakuan perawat yang mengolok sampel medis milik pasien.

Beberapa pengguna media sosial menyebut video tersebut tidak etis.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Bangun Pagi Lebih Sehat Daripada Bangun Siang?

Kalangan medis khawatir informasi tidak akurat itu menyebar luas dan dapat menggerus kepercayaan pada profesi medis.

Association for Healthcare Social Media (AHSM) AS, Kamis (16/1/2020), mengkritik tindakan tersebut.

"Tindakan tersebut dapat memengaruhi kesehatan publik dan menimbulkan opini publik terkait profesi medis," tulis penyataan resmi AHSM, seperti dilansir BBC.

Menanggapi hal tersebut, TikDocs Rose Marie Leslie, M.D. menyebut beberapa video terkait kesehatan yang tidak akurat dan tidak etis tersebut tidak mewakili profesinya.

Leslie menyebut, sebagian besar video kesehatan yang dibuat TikDocs akurat dan profesional.

Menurutnya, video TikTok bisa menjadi cara untuk memberikan saran dan informasi medis pada anak muda.

Dosen sekaligus pakar komunikasi sains University of Southern California, AS, Sarah Mojarad, berpesan pada tenaga medis profesional untuk bijak bermedia sosial.

"Media sosial merupakan ruang penting bagi profesional medis untuk mengedukasi publik dan memerangi misinformasi kesehatan," katanya kepada CNN.

Ia turut mengritik sejumlah tenaga medis profesional yang membuat konten asal-asalan.

"Mereka tidak memikirkan peran sebagai profesional di bidang medis dan bagaimana hal itu memengaruhi persepsi publik terhadap profesional medis," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau