KOMPAS.com - Ada banyak hal yang mesti dipersiapkan oleh sepasang kekasih ketika akan melangsungkan pernikahan.
Bukan hanya soal mental dan finansial, mereka juga perlu memperhatikan masalah kesehatan.
Oleh sebab itu, setiap pasangan yang hendak menikah dianjurkan untuk melakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan atau premarital check up.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Syah Rini Wisdayanti, Sp.OG, M.Kes, menjelaskan pentingnya pengecekan kesehatan sebelum menikah.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Minum Es Bisa Bikin Gemuk?
Menurut dia, premarital check up diperlukan untuk mengenali riwayat, risiko, maupun kondisi kesehatan yang dimiliki oleh masing-masing pasangan.
"Ketika hal itu sudah diketahui, artinya bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan masalah kesehatan sedini mungkin," jelas Syah Rini saat wawancara Kompas.com, Selasa (21/1/2020).
Dia mengatakan ada beberapa jenis pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan oleh setiap pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
Berikut 8 jenis prematital check-up lengkap menurut Syah Rini:
1. Pemeriksaan golongan darah dan resus
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus serta efeknya terhadap ibu dan bayi.
Sorang wanita dengan rhesus negatif yang menikahi pria dengan rhesus positif kemungkinan akan memiliki bayi dengan rhesus positif.
Pada proses kehamilan, kondisi ini menyebabkan isoimunisasi rhesus yang memungkinkan darah bayi masuk dalam tubuh ibu.
Kondisi ini diketahui dapat meningkatkan produksi antibodi dalam tubuh ibu karena darah rhesus positif bayi dianggap asing oleh sistem kekebalan tubuh ibu.
Kondisi ini rentan menyebabkan bayi terkena penyakit kuning maupun anemia.
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan ini dianjurkan untuk mengetahui adanya risiko anemia dalam kehamilan sang istri.
Baca juga: Benarkah Ibu Hamil Tak Boleh Pelihara Kucing?
Sementara ibu hamil memiliki kemungkinan menularkan thalassemia dan hemophilia pada anaknya.
3. Pemeriksaan kadar gula darah
Pemeriksaan ini disarankan demi mencegah komplikasi yang disebabkan oleh diabetes saat wanita hamil.
4. Pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang bereaksi terhadap bakteri sifilis, treponema pallidum, termasuk status HIV.
5. Tes Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg)
Pemeriksaa ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi penyakit Hepatitis B.
Hepatitis B merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di Indonesia.
6. Pemeriksaan urine
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan metabolik atau penyakit sistemik.
7. Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes) dianjurkan dilakukan sebelum memulai program kehamilan atau sebelum menikah.
Pemeriksaan dengan mengambil sampel darah ini diperlukan untuk mengamati adanya virus penyebab infeksi.
TORCH mengintai kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.
Infeksi virus bahkan bisa membuat organ-organ tubuh bayi tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Baca juga: Apakah Boleh Berhubungan Badan Saat Hamil 2 Bulan?
Selain itu, masalah ini mungkin bisa muncul jika calon ibu tidak diberi vaksi TORCH:
8. Pemeriksaan organ reporduksi
Pengecekan ini diperlukan untuk memastikan organ reproduksi dalam kondisi sehat atau normal.
Pada wanita, pemeriksaan ini bisa meliputi organ vital mulai dari vagina, leher rahim, rahim, saluran telur, serta indung telur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.