KOMPAS.com - Para wanita pecinta kucing bisa jadi akan merasakan kehawatiran baru ketika memasuki masa kehamilan.
Pasalnya, di Indonesia telah berkembang anggapan bahwa ibu hamil tak boleh memelihara kucing karena bisa menyebabkan janin lahir cacat.
Beberapa meyakini kondisi tersebut bisa terjadi setelah ibu hamil kontak dengan bulu kucing.
Merespons anggapan ini, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSUD Bung Karno Solo, dr. Andy Wijayanto, M.Kes, menyebut ibu hamil pada dasarnya tidak masalah berada di sekitar kucing atau bahkan memelihara kucing.
Dalam hal lain, tingkah lucu kucing malah bisa memberikan manfaat bagi ibu hamil untuk meredakan stres.
Hanya, para ibu hamil memang harus lebih wapada terhadap keberadaan kotoran atau feses kucing.
Baca juga: Apakah Boleh Berhubungan Badan Saat Hamil 2 Bulan?
Dokter yang akrab disapa Andy itu menerangkan bisa saja kotoran kucing mengandung parasit Toxoplasma gondii (T. gondii) yang bisa menyebabkan penyakit toksoplasmosis.
Penyakit ini diketahui dapat menyebabkan kematian atau cacat lahir pada janin ketika ibu hamil terinfeksi parasit.
Andy menerangkan parasit Toxoplasma gondii dari kotoran kucing bisa menginfeksi dengan cara menempel di tangan ibu hamil yang terbiasa makan tanpa cuci tangan.
Parasit dari feses kucing itu juga bisa berpindah ke manusia melalui perantara bulu kucing.
Andy menganjurkan para ibu hamil melakukan beberapa hal ini untuk meminimalisir infeksi parasit Toxoplasma gondii dari kotoran kucing:
1. Gunakan sarung tangan
Dia menyarankan para ibu hamil selalu menggunakan sarung tangan saat kontak dengan kandang kucing menghindarkan kontak langsung dengan parasit penyebab penyakit toksoplasmosis.
2. Rajin cuci tangan
Andy meminta para ibu hamil selalu mencuci tangan setelah kontak dengan kucing, setelah bersinggungan dengan lingkungan kucing, dan sebelum makan.