Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Didiagnosis ADHD, Orangtua Harus Bagaimana?

Kompas.com - 23/01/2020, 05:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengasuh anak yang mengalami ADHD alias Attention-deficit / hyperactivity disorder memang lebih susah daripada anak-anak pada umumnya.

Pasalnya, anak pengidap ADHD cenderung hiperaktif dan berperilaku impulsif. Mereka juga kesulitan untuk memfokuskan pikiran.

Bagaimanapun juga, anak adalah anugerah yang harus kita jaga dan rawat sebaik mungkin.

Orangtua juga harus bisa menerima kenyataan bahwa anak-anak pengidap ADHD memiliki fungsi otak yang berbeda daripada anak-anak lainnya.

Meski demikian, anak dengan ADHD masih bisa sukses dalam pendidikan dan lingkungan sosial jika dibarengi dengan penanganan dan pola pengasuhan yang tepat.

Baca juga: 5 Tanda Balita yang Terlalu Aktif Mungkin ADHD

Yang harus dilakukan orangtua

Pola asuh atau parenting juga menjadi bagian penting untuk menangani anak pengidap ADHD. Cara orangtua merespons sang anak turut menentukan gejala ADHD yang mereka alami.

Saat sang buah hati didiagnosis menderita ADHD, sebaiknya orangtua melakukan hal-hal berikut ini:

1. Jangan salahkan diri

ADHD adalah kelainan pada area otak tertentu. Pada sebagian besar kasus, ADHD juga bisa disebabkan karena faktor genetik.

ADHD bukan disebabkan oleh pola pengasuhan yang buruk atau lingkungan rumah yang kacau, meskipun lingkungan rumah dapat membuat gejalanya lebih baik atau lebih buruk.

2. Pelajari semua hal tentang ADHD

Meski banyak informasi tentang diagnosis dan pengobatan ADHD, tidak semuanya akurat atau berdasarkan bukti ilmiah. Jadi, orangtua harus bijak memilah informasi mana yang tepat.

Sebaiknya, orangtua waspada terhadap iklan yang mengklaim dapat menyembuhkan ADHD.

Saat ini, tidak ada obat untuk ADHD tetapi kita dapat mengambil langkah positif untuk mengurangi dampaknya.

Selain itu, perhatikan sumber informasinya. Pastikan informasi yang kita peroleh terpecaya dan terbukti secara ilmiah.

3. Pastikan anak memiliki penilaian komprehensif

Untuk menyelesaikan proses diagnosis ADHD, pastikan anak Anda telah melalui serangkaian proses komprehensif yang mencakup evaluasi medis, pendidikan, dan psikologis.

Orangtua juga harus berkonsultasi dengan guru anak di sekolah untuk mengetahui perilaku sang anak saat tak bersamanya. Selain itu, pertimbangkan juga adanya gangguan yang serupa dengan gejala ADHD.

Baca juga: Gila Kerja Rentan Sebabkan ADHD dan Gangguan Obsesif Kompulsif

Pencegahan

Kabar baiknya, ADHD pada anak bisa dicegah. Melansir laman SehatQ, berikut cara mencegah ADHD pada anak:

  • Melindungi anak dari racun-racun atau zat-zat kimia. Bagi ibu hamil, pastikan tidak terpapar dengan racun atau zat kimia tersebut demi kesehatan janin.
  • Menghindari konsumsi rokok, alkohol, dan narkotika saat mengandung.

Pengobatan

Sama dengan gangguan mental pada umumnya, ADHD juga bisa diatasi dengan psikoterapi dan medikasi.

Menurut laporan laman SehatQ, beberapa obat-obatan yang biasa direkomendasikan dokter adalah obat berjenis stimulan atau antidepresan.

Obat tersebut berguna untuk menyeimbangkan zat kimia pada otak. Sedangkan psikoterapi berguna untuk:

  • Mempelajari cara mengurangi perilaku impulsif.
  • Mengembangkan keterampilan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan cara mengatur waktu.
  • Meningkatkan harga diri.
  • Mengembangkan strategi untuk mengendalikan emosi.
  • Mempelajari cara berhubungan dengan orang lain dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau