Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pentingnya Orangtua Perlu Batasi Penggunaan Media Sosial Anak

Kompas.com - 21/01/2020, 09:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi informasi tak terealakan. Bukan hanya orang tua, anak-anak dan remaja juga turut merasakan dampak dari perubahan zaman tersebut.

dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A, MPH dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengutarakan kehadiran internet sebagai buah dari kemajuan teknologi informasi telah membuat pergerseran budaya komuniasi pada anak.

Mereka semakin sering berkomunikasi secara online baik dengan teman-temannya, keluarga, maupun guru.

Berdasarkan data yang Bernie peroleh pada 2016, 89 persen anak berkomunikasi secara online dengan teman-teman, 56 persen dengan keluarga, dan 35 persen dengan guru mereka melalui media internet.

Baca juga: Ini 11 Efek Buruk dari Suka Marah Selain Bikin Darah Tinggi

Menjadi berisiko, data mengungkapkan bahwa sebesar 24 persen anak berhubungan dengan orang yang tidak dikenal dan 25 persen bersedia memberitahukan alamat dan nomor telepon mereka.

"Kemajuan teknologi memungkinkan munculnya aktifitas komunikasi melalui SMS, chatting, komentar dalam forum online, blog, chatrooms, status updating seperti pada Twitter dan Facebook, dan bentuk komunikasi online lainnya," tulis Bernie dalam artikelnya yang terbit di  laman resmi IDAI pada (30/06/2016).

Bernie menerangkan maraknya penggunaan alat komunikasi online bukan hanya bisa membawa dampak positif, melainkan juga dampak negatif bagi anak-anak maupun remaja.

Sejumlah dampak positif keberadaan internet, antara lain:

  • Berkembangnya kemungkinan untuk bersosialisasi, komunikasi, dan pertemanan yang tidak saja lintas propinsi, tapi juga bisa lintas negara
  • Membuka kesempatan untuk proses belajar
  • Membuka akses berita
  • Membuka informasi kesehatan

Sedangkan dampak negatifnya, antara lain:

  • Akses tanpa batas terhadap tayangan yang berbau kekerasan dan pornografi
  • Memicu perilaku konsumtif untuk membeli benda yang diiklankan di internet
  • Melakukan sexting atau saling berkirim pesan tertulis maupun bergambar yang dapat membangkitkan birahi
  • Melakukan dan menjadi korban cyberbullying

Baca juga: Normal atau Kelainan, Rasa Canggung yang Kerap Dialami Remaja?

Cenderung meniru

Menurut Bernie, anak dan remaja punya kecenderungan untuk meniru hingga mencoba hal yang dianggapnya baru dan menantang.

Dia pun membeberkan data, sekitar 52 persen anak di Indonesia telah menemukan konten pornografi melalui iklan atau situs yang tidak mencurigakan.

Hanya 14 persen yang mengakui telah mengakses situs porno secara sadar atau sukarela.

Bernie mengungkapkan seperti halnya televisi, internet atau media sosial diyakini juga mimbulkan dampak buruk bagi anak, di antaranya:

  • Berpengaruh terhadap peningkatan kejadian penggunaan rokok, alkohol, pergaulan bebas, dan termasuk seks bebas
  • Bukan hanya fisik, pengaruh negatif internet juga dapat menyebabkan munculnya masalah mental dan perilaku sosial pada remaja
  • Beberapa remaja yang terdampak bahkan dapat menjadi lebih agresif, merasa ketakutan, depresi, mengalami gangguan tidur, mimpi buruk, hingga ingin bunuh diri

Baca juga: Hati-hati Orangtua, Marah pada Anak Sebabkan 11 Dampak Fatal

"Data di Indonesia menunjukkan persentase yang relatif tinggi anak-anak yang menjadi korban cyberbullying," tulis Bernie.

Sebanyak 55 persen cyberbullying terjadi pada saat di lingkungan sekolah dan 45 persen di luar lingkungan sekolah.

Maka dari itu, kiranya penting bagi para orangtua untuk dapat bijak menimbang batas pemakaian internet atau media sosial pada anak agar terhindar dari berbagai kemungkinan terburuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau