Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2020, 17:36 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Makan malam bisa jadi adalah momen yang selalu dinanti-nantikan oleh sebagian orang.

Pasalnya, aktivitas itu dapat dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga atau pasangan.

Bagi para pekerja, makan malam bisa juga dijadikan sebagai sarana “pelampiasan” melepas lelah.

Namun, karena salah seorang anggota keluarga belum juga pulang atau pekerjaan tak kunjung selesai, momen makan malam akhirnya baru bisa dilakukan larut malam.

Baca juga: Jangan Sembarangan Ambil, Ini Porsi Ideal Nasi Sekali Makan

Jika kondisi tersebut ternyata cukup sering terjadi pada Anda, sebaiknya ubah pilihan mulai dari sekarang.

Anda bisa mulai membiasakan diri untuk selalu makan malam tepat waktu, tidak terlalu dekat dengan jam tidur.

Pasalnya, makan malam terlalu larut berisiko menyebabkan obesitas dan memicu datangnya sejumlah penyakit.

Lebih baik sebelum pukul 18.00 WIB

Ahli Gizi dari RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, menganjurkan makan malam sebaiknya dilakukan pada sebelum pukul 18.00 WIB atau maksimal tiga jam sebelum waktu tidur.

Dia mengingatkan adanya irama sirkadian dalam tubuh manusia.

Irama sirkadian adalah jam alami dalam tubuh yang mengatur berbagai macam keseimbangan hormon, denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh agar berada dalam kondisi sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan.

Pada malam hari, tubuh secara alami akan mengistirahatkan organ-organnya karena mempersiapkan diri untuk tidur.

Baca juga: Hari Gizi Nasional 2020: Jadikan Momen Saatnya Siapkan Bekal Anak!

Kondisi ini tentu membuat kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak akan terbakar.

Kalori yang tidak terbakar ini akhirnya diubah menjadi trigliserda yang kemudian meningkatkan kadar lemak hingga membuat seseorang berisiko terkena obesitas, serangan jantung, atau stroke.

"Makan malam sebaiknya sebelum jam 6 sore," jelas Rista saat diwawancara Kompas.com (26/1/2020).

Saat makan malam, dia juga menganjurkan siapa saja menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat demi kesehatan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau