Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Terkena Campak, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Kompas.com - 28/01/2020, 16:29 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Campak adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Kabar buruknya, campak dapat menjadi penyakit serius bahkan bisa menyebabkan kematian.

Meski umumnya terjadi pada anak, penyakit ini bisa dialami siapa pun apabila belum pernah melakukan vaksin atau belum pernah terkena campak sebelumnya.

Melansir laman Hello Sehat, tahun 2010 Indonesia menjadi negara dengan kasus campak tertinggi ketiga di Asia Tenggara.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013 juga menyebutkan bahwa terdapat 6.300 kasus campak teridentifikasi di Indonesia.

Baca juga: Sering Terjadi Pada Anak-anak, Bisakah Orang Dewasa Terinfeksi Campak?

Campak memang penyakit yang mudah menular menular melalui pernapasan, batuk atau bersin.

Gejala awal penyakit ini juga sukar dideteksi karena mirip dengan flu biasa seperti pilek, batuk demam.

Namun, pasien campak biasanya juga mengalami demam disertai mata merah dan berair. Setelah itu, ruam kemerahan di sekujur tubuh akan muncul pada hari keempat.

Gejala

Menurut laman SehatQ, gejala dan tanda infeksi campak akan muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terkena virus. Gejala tersebut meliputi :

  • Demam
  • Batuk kering
  • Hidung yang berair
  • Sakit tenggorokan
  • Mata meradang (konjungtivitis)
  • Muncul bercak pada langit-langit mulut berupa titik-titik putih keabuan dengan bagian tengah kemerahan yang kemudian dapat menyebar ke seluruh mukosa mulut dan bibir, yang disebut sebagai bercak koplik
  • Ruam kulit yang besar di sekujur tubuh

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua saat anak terkena campak?

Anak terserang campak memang membuat orang tua khawatir. Melansir Hello Sehat, campak disebabkan oleh virus yang bersifat self limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.

Oleh karena itu, orangtua bisa membantu sang buah hati melewati penyakit ini dengan terapi supportif untuk mengendalikan perkembangan virus di dalam tubuh anak, agar tidak menyebar ke organ vital lain, seperti otak dan paru.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

Baca juga: Wabah Campak Menyebar, Puluhan Juta Anak di Dunia Belum Vaksin

1. Menasihati si kecil untuk beristirahat yang cukup demi memulihkan sistem kekebalan tubuh.

2. Minta anak untuk membatasi kontak dengan orang lain karena penyakit ini mudah menular.

3. Sediakan makanan empat sehat lima sempurna untuk mempercepat pemulihan.

4. Usai demam menurun, mandikan sang buah hati untuk mengurangi gatal dan memberikan kenyamanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau