Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bahaya "Toxic Parents" bagi Kesehatan Anak

Kompas.com - 22/02/2020, 06:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Bustle,

Semakin banyak stres yang kita alami dalam hubugan keluarga, menurut Hanna, semakin sedikit energi yang kita miliki untuk menyelesaikan semua persoalan dalam hidup.

"Kita juga bisa menjadi orang yang mudah lelah setiap hari sehingga kita menjadi orang yang emosional dan mudah berdebat dengan orang lain," tambah Hanna.

Orangtua "beracun" juga kerap membuat sang anak mengalami rasa bersalah, kecewa, dan berbagai emosi negatif.

Hal itu membuat sang anak kerap merasa kewalahan untuk menghadapinya. Alhasil, anak berisiko mengalami insomnia dan sering berpikir negatif.

4. Berisiko mengalami gangguan kesehatan jantung

Riset 1985 yang diikuti oleh 10.000 peserta telah menemukan efek hubungan dalam keluarga dengan kondisi kesehatan fisik dan emosional keluarga.

Penelitian yang dilakukan selama 12 tahun itu mengungkap bahwa orang-orang yang berada dalam hubungan keluarga yang toxic memiliki risiko tinggi untuk mengalami masalah kesehatan jantung.

Baca juga: Perhatikan Orangtua, Anak-anak juga Bisa Alami Gangguan Mental

Riset 2014 dalam Journal of American Heart Association juga membuktikan hal serupa.

Dalam riset tersebut, peneliti membuktikan bahwa wanita yang mengalami banyak peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan "tingkat ketegangan sosial yang tinggi" 12 kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit arteri koroner.

Efek tersebut belaku pada semyua jenis hubungan, termasuk hubungan dengan orangtua.

5. Menganggu sistem kekebalan tubuh

Stres kronis yang disebabkan oleh hubungan beracun menyebabkan sistem kekebalan tubuh melepaskan sitokin inflamasi.

Zat tersebut adalah bahan kimia untuk membunuh virus dan bakteri.

Tetapi ketika sistem kekebalan diaktifkan secara berlebihan, sitokin berubah akan memakan sel dalam tubuh dan menyebabkan penyakit autoimun, seperti aterosklerosis.

Kadar sitokin yang tinggi sulit untuk dihilangkan dan dapat memperburuk gangguan depresi dan kecemasan.

Psikolog Dr. Ramani Durvasula juga mengatakan, pertengkaran konstan atau ketidaksepakatan dalam hubungan dekat, termasuk hubungan dengan orangtua, juga bisa mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah.

Menurut Dravasula, pola negatif dan kritis yang terus terjadi dalam hubungan tersebut akan tertanam secara biologis dan mempengaruhi kesehatan manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com