Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bahaya Sering Mengunyah Makanan Tak Sampai 32 Kali

Kompas.com - 25/02/2020, 12:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Terlalu cepat mengunyah makanan adalah kebiasaan yang kurang baik.

Banyak orang mungkin telah mengetahui hal tersebut. Namun karena berbagai alasan, mereka terkadang tidak lagi mengindahkan anjuran itu.

Ada yang beralasan terburu-buru. Ada juga yang mungkin mengaku malas jika harus mengunyah makanan sebanyak 32 kali setiap kali makan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Mengunyah Makanan Perlu Sampai 32 Kali?

Padahal mengunyah makanan dengan jumlah tertentu bisa menjadi upaya untuk menangkal sejumlah masalah kesehatan.

Melansir buku Terapi Enzim (2011) karya dr. Adji Suranto, Sp.A, mengunyah makanan di dalam mulut sebaiknya dilakukan sebanyak 30-50 kali untuk makanan yang tergolong tidak terlalu keras.

Sedangkan untuk makanan yang keras atau sulit dicerna, dianjurkan dikunyah hingga 70 kali.

Risiko mengunyah makanan terlalu cepat

Pada prinsipnya, semakin lama mengunyah makanan, maka kian banyak pula air liur yang mengandung enzim amilase dihasilkan.

Dengan begitu, seseorang yang mengunyah makanan terlalu cepat kemungkinan tak akan memiliki cukup air liur di dalam mulut.

1. Tersedak

Keberadaan air liur dapat dimanfaatkan untuk membantu melumatkan makanan sehingga makanan bisa dengan mudah melewati kerongkongan ketika ditelan.

Jadi, tersedak adalah konsekuensi yang bisa terjadi ketika seseorang mengunyah makanan terlalu cepat.

2. Makanan lebih sulit dicerna

Air liur diketahui juga sangat mudah bercampur dengan asam lambung dan cairan empedu sehingga makanan akan lebih mudah dicerna.

Baca juga: Benarkah Makan Setelah Jam 8 Malam Bisa Bikin Gemuk?

Oleh sebab itu, jika Anda ingin terbebas dari masalah pencernaan, lebih baik menyungah makanan dengan baik.

Proses mengungah juga akan mengefektifkan kerja enzim-enzim lain di sepanjang saluran pencernaan.

3. Memperkecil kemampuan usus halus untuk menyerap makanan

Anda harus mengunyah makanan dengan baik jika ingin memperbesar kemampyan usus halus dalam menyerap makanan yang disantap.

Jika makanan masih berukuran terlalu besar, usus tidak mampu menyerapnya dengan baik.

Makanan pada akhirnya akan dikeluarkan melalui sistem ekskresi tanpa diserap oleh organ usus.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Makan Kangkung Sebabkan Kantuk?

Makanan yang tidak terserap oleh usus memang dapat menyenangkan bagi sebagian orang karena kondisi itu dapat menyebabkan berat badan tak bertambah.

Tapi, makanan yang tidak terserap dengan baik itu akhirnya membusuk, menimbulkan racun, serta mengurangi sejumlah enzim.

4. Mudah lapar

Orang yang makan terlalu cepat disinyalir akan mudah merasa lapar.

Hal tersebut terjadi karena otak tak memiliki waktu untuk mengirim sinyal yang membuat seseorang merasa lebih kenyang.

Dengan begitu, bagi Anda yang memiliki masalah berat badan, dianjurkan untuk mengunyah makanan dengan baik.

Melansir buku 1001 Makanan Sehat (2015) karya Tim Navitri, dijelaskan bahwa pada waktu seseorang makan secara perlahan, otak akan mengirim sinyal yang membuat mereka merasa lebih kenyang.

Baca juga: 7 Penyebab Perut Sering Lapar Padahal Baru Saja Makan

Hal itu akan mengurangi dorongan untuk makan secara berlebihan.

Sementara dalam pandangan lain diterangkan, saat seseorang mengunyah makanan di dalam mulut, kadar gula darah akan meningkat.

Meningkatkan kadar gula darah itu kemudian akan menahan nafsu makan yang berlebihan.

Jadi, semakin lama mengunyah makanan di dalam mulut, maka Anda akan merasa kenyang lebih lama.

Selain itu, mengunyah makanan dengan baik dapat membantu tubuh membunuh parasit yang berada di dalam makanan, seperti ikan, kerang, daging, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau