KOMPAS.com – Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu penyakit yang angka kasusnya cukup tinggi terjadi di Tanah Air.
Dibanding negara lain, Indonesia bahkan termasuk negara yang memiliki banyak penderita TBC.
Hal itu tidak terepas dari kondisi kepadatatan penduduk di Indonesia yang tinggi, sementara kuman penyebab TBC bisa dengan mudah menular dari satu orang ke orang lain.
Baca juga: Benjolan di Leher Bisa Jadi Tanda Penyakit Tuberkulosis (TB)
Melansir Buku Tuberkulosis Bisa Disembuhkan! yang disusun Tim Program TB St. Carolus pada 2017, tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman Mycobacterium tuberculosis.
Kuman ini diketahui dapat menular melalui udara. Dalam dahak penderita TBC, terdapat banyak sekali kuman tuberkulosis.
Ketika seorang penderita TBC batuk atau bersin, dia akan menyebarkan sekitar 3.000
kuman ke udara.
Kuman tersebut ada dalam percikan dahak yang disebut dengan droplet nuclei atau percikan renik (percikan halus).
Percikan dahak yang amat kecil itu diketahui bisa melayang-layang di udara dan mampu menembus dan bersarang di dalam paru-paru orang lain di sekitar penderita TBC.
Penularan TBC bisa terjadi di mana saja, termasuk lingkungan atau di rumah yang bersih sekalipun.
Dalam Buku Indonesia Bebas Tuberkulosis (2019) bikinan dr. Samuel Sembiring, juga dijelaskan kuman penyebab TBC mudah menulari lewat udara.
Namun, perlu diketahui, bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam saluran pernapasan tidak akan langsung menginfeksi individu tersebut.
Ada berbagai proses yang akan terjadi sehingga bisa dimanfaatkan untuk mencegah bakteri berkembang.
Baca juga: Beda Gejala Tuberkulosis pada Anak-anak dan Orang Dewasa
Tubuh yang memiliki kekebalan atau imunitas yang baik, diketahui dapat menghalangi perkembangan kuman penyebab TBC.
Begitu juga sebaliknya, apabila kekebalan tubuh rendah, maka bakteri tersebut akan mudah berkembang serta menyerangorgan target.
Maka dari itu, seseorang harus senantiasa meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang tuberkulosis maupun penyakit lainnya.
Bahkan, menurut dr. Samuel Sembiring dalam bukunya, tidak semua orang yang memiliki kontak erat dengan penderita tuberkulosis pasti akan mengidap penyakit itu juga.
Hal tersebut kembali lagi, sangat bergantung dengan kondisi daya tahan tubuh masing-masing.
Menurut referensi, sekitar 2/3 penduduk Indonesia terinfeksi tuberkulosis, tapi dalam fase laten atau tidak sakit tuberkuosis.
Namun, apabila sewaktu-waktu seseorang dengan tuberkulosis pasif atau dalam fase laten ini mengalami penurunan kekebalan tubuh, misalnya terkena HIV/AIDS, maka akan muncul gejala-gejala penyakit tuberkulosis.
Baca juga: Mengapa Penderita TBC Mengalami Penurunan Berat Badan?
Sementara itu, bagi penderita TBC sebaiknya melakukan beberapa hal berikut untuk menghindari penularan penyakit kepada orang lain: