Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Baiknya Konsumsi Kunyit dan Temulawak Saat Pandemi Covid-19?

Kompas.com - 19/04/2020, 18:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Selain itu, hasil penelitian mengungkap juga bahwa curcumin berpotensi sebagai senyawa terapi yang dapat mengobati pasien gagal jantung akibat fibrosis yang tidak toleran terhadap terapi obat ACEis.

Baca juga: 15 Manfaat Konsumsi Kunyit, Obat Demam hingga Anti Racun

Belum ada bukti klinis dapat meningkatkan risiko infeksi

Seperti halnya kasus penggunaan obat ACEis dan ARBS pada pasien yang terpapar Covid-19, belum ada bukti klinis yang cukup kuat yang menyatakan bahwa curcumin juga dapat meningkatkan resiko infeksi Covid-19.

Berdasarkan hasil penelitian Hoffmann dkk., 2020, infeksi virus SARS-CoV-2 tidak hanya bergantung pada pengikatan protein S virus dengan ACE2 tetapi juga pada protein S priming oleh protease sel inang yaitu serine protease TMPRSS2.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan kesamaan penting antara infeksi SARS-CoV-2 dan SARS-CoV, serta mengidentifikasi target potensial untuk intervensi antivirus.

Jadi, pernyataan curcumin dapat menyebabkan peningkatan reseptor Covid-19 kontradiktif dengan banyak riset terkait manfaat klinis kunyit dan temulawak sebagai bahan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca juga: Beda Cara Penggunaan Masker Kain dan Masker Bedah

Di sisi lain, hasil riset Bioinformatika yang dirilis pada Maret 2020 menggunakan metode pemodelan bioinformatika (moleculer docking), mengungkap bahwa curcumin mampu berikatan dengan reseptor protein SARS-CoV 2, yaitu melalui ikatan dengan domain protease (6Lu7) dan spike glikoprotein.

Ikatan tersebut malah berpotensi dapat menghambat aktivitas Covid-19.

Selain itu, curcumin diketahui bisa menghambat pelepasan senyawa tubuh penyebab peradangan atau sitokin proinflamasi seperti interleukin-1, interleukin-6 dan tumor necrosis factor-α.

Pelepasan sitokin dalam jumlah banyak, disebut sebagai badai sitokin yang dapat menumpuk pada organ paru-paru kemudian menimbulkan sesak.

Dengan terhambatnya pengeluaran sitokin, maka tidak akan terjadi badai sitokin yang berdampak pada gangguan pernafasan.

Mekanisme ini menjelaskan peran curcumin dalam mencegah terjadinya badai sitokin pada infeksi virus (Sordillo and Helson, 2015).

Curcumin dapat menghambat proses pertumbuhan virus

Curcumin juga memiliki efek menghambat proses pertumbuhan virus, baik secara langsung dengan cara merusak fisik virus maupun melalui penekanan jalur pensinyalan seluler yang penting dalam proses replikasi virus. (Mathieu and Hsu, 2018).

Curcumin merupakan senyawa golongan polifenol yang merupakan senyawa utama rimpang kunyit dan temulawak.

Curcumin juga terkandung dalam rimpang beberapa spesies Curcuma dari family Zingiberaceae.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com