Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Baiknya Konsumsi Kunyit dan Temulawak Saat Pandemi Covid-19?

Kompas.com - 19/04/2020, 18:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Kunyit dan temulawak adalah tanaman obat yang sangat umum dikenal masyarakat Indonesia dan menjadi bahan minuman kesehatan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu yang dilaksanakan oleh Kemenkes pada 2012, 2015 dan 2017, mengungkap bahwa kunyit dan temulawak masuk dalam 10 jenis tanaman obat yang paling banyak digunakan oleh pengobat tradisional dari berbagai suku di Tanah Air.

Kunyit dan temulawak secara ilmiah sudah diteliti baik secara in vitro maupun in vivo pada tahap pra klinik serta riset klinik dan terbukti memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan (Cundell and Wilkinson, 2014).

Di Amerika Serikat, kunyit telah diakui aman (Generally Recognized as Safe) sebagai aditif makanan oleh FDA (US FDA, 2013).

Baca juga: 11 Hal yang Harus Dilakukan jika Anda Berisiko Terjangkit Covid-19

Efek samping yang serius pada manusia yang menggunakan curcumin dosis tinggi belum pernah dilaporkan.

Percobaan peningkatan dosis oral tunggal curcumin hingga 12 g/hari yang diberikan pada 24 orang dewasa dinyatakan aman, terjadinya efek samping, termasuk diare, sakit kepala, ruam, tinja kuning, tidak terkait dengan dosis (Lao et al., 2006).

Dalam uji klinik fase I di Taiwan, suplementasi curcumin hingga 8 g/hari selama tiga bulan dilaporkan dapat ditoleransi dengan baik pada pasien dengan kondisi prakanker atau kanker noninvasif (Cheng et al., 2001).

Percobaan klinis lain di Inggris menemukan bahwa suplementasi curcumin mulai dari 0,45 hingga 3,6 g/hari selama empat bulan umumnya ditoleransi dengan baik oleh orang-orang dengan kanker kolorektal lanjut, walaupun dilaporkan ada dua partisipan mengalami diare dan mual (Sharma et al., 2004).

Kunyit dan temulawak dapat meningkatkan kebugaran

Penggunaan curcumin sebagai senyawa tunggal tentu berbeda dengan penelitian penggunaan kunyit atau temulawak sebagai bahan herbal atau jamu.

Dalam saintifikasi jamu dan di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu, temulawak, kunyit, dan meniran merupakan tanaman obat yang mampu meningkatkan kebugaran.

Pada uji klinik pre post pada tahun 2017 dengan formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran, terbukti dapat memberi manfaat berikut:

  • Membantu meningkatkan kebugaran kadiovaskuler
  • Meningkatkan kualitas hidup subyek terutama untuk dimensi peranan fisik dan nyeri
  • Formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran aman terhadap profil darah, hati dan ginjal

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kunyit dan temulawak akan meningkatkan suseptibilitas terhadap Covid-19 sama sekali belum berdasarkan kajian ilmiah yang menyeluruh.

Penggunaan kunyit dan temulawak dalam ranah preventif untuk mencegah terjangkitnya Covid-19 justru sangat relevan berdasarkan pada beberapa penelitian pra klinik dan klinik dari curcumin yang terbukti memiliki efek immunomodulator atau dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Untuk itu, masyarakat dapat melanjutkan konsumsi rebusan kunyit dan temulawak untuk menjaga kesehatan, seperti yang telah dicontohkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kesehariannya sangat akrab dengan minuman ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau