Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jenis Makanan "Enak" yang Patut Diwaspadai

Kompas.com - 26/04/2020, 15:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Makanan yang dibuat tanpa bahan dan proses pembuatan yang aman dapat menjadi sumber penyakit bagi tubuh. Begitu juga dengan makanan tanpa kandungan gizi yang baik.

Menurut Ahli Gizi Desty Ervira Puspaningtyas, S.Gz, ada banyak industri makanan yang menciptakan berbagai produk makanan tanpa memperhatikan kandungan gizi dan efeknya terhadap kesehatan.

Dalam bukunya Enak Sih, Tapi… (2014), dia memberikan contoh beberapa jenis makanan “enak” yang patut diwaspadai.

Baca juga: 4 Efek Buruk Tidur setelah Santap Sahur

Berikut daftarnya:

1. Abon

Mengapa abon perlu dipaspadai?

  • Abon mengandung protein dalam jumlah yang tinggi. Dalam 50 gram abon terkandung 27,5 gram protein. Jika kebutuhan protein sehari sebanyak 60 gram, konsumsi 50 gram abon berarti sudah dapat memenuhi 45 persen kebutuhan protein harian.
  • Konsumsi abon dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kelebihan konsumsi protein. Seperti halnya kelebihan karbohidrat dan lemak, kelebihan protein juga dapat disimpan tubuh sebagai cadangan lemak yang dapat meningkatkan risiko obesitas.

Saran ahli gizi:

  • Batasi konsumsi abon sebanyak 30 gram dalam sehari. Jangan jadikan abon sebagai makanan harian, tapi cukup sebagai makanan mingguan atai bulanan.

Baca juga: 8 Tips Menu Sahur yang Baik agar Kuat Puasa Seharian

2. Bakso

Mengapa bakso perlu diwaspadai?

  • Kewaspadaan pada bakso yang dijual bebas di luar hanya terletak pada kemungkinan adanya boraks.
  • Dalam penulusurannya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pernah menemukan adanya bakso yang mengandung boraks, yakni senyawa kimia turunan dari logam berat boron yang biasa digunakan sebagai antiseptik atau pembunuh kuman.
  • Boraks merupakan senyawa yang tidak larut. Artinya, boraks bisa mengendap di dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boraks juga bersifat karsinogenik atau dapat memicu timbulnya kanker, gangguan hati, ginjal, dan otak yang dapat menyebabkan kematian.

Saran ahli gizi:

  • Bakso yang telah diberi boraks dengan bakso tanpa boraks sangat sulit dibedakan secara kasat mata sehingga akan lebih baik jika Anda membuatnya sendiri di rumah.
  • Tapi, jika terpaksa harus membeli, pilihlah bakso yang tidak terlalu kenyal, tidak terlalu keras, berwarna abu-abu segar dan merata di semua bagian, memiliki bau khas daging, serta tidak memantul jika dilempar.

Baca juga: 6 Tips agar Tak Gampang Haus Saat Puasa

3. Batagor

Mengapa batagor harus diwaspadai?

  • Batagor diolah dengan cara deep frying atau digoreng hingga tercelup dalam minyak. Dengan demikian, konsumsi batagor dengan jumlah berlebih atau terlalu sering dapat meningkatkan asupan lemak dan meningkatkan risiko obesitas pemicu penyakit jantung koroner dan stroke.
  • Terkadang batagor yang ada di pasaran digoreng menggunakan minyak yang tidak sehat, yakni minyak jenuh. Sebuah studi menyatakan adanya hubungan antara peningkatan asupan lemak jenuh dengan kejadian penyakit jantung koroner.
  • Selain itu, kewaspadaan pada bahan baku tahu untuk membuat batagor juga perlu dilakukan. Ada kemungkinan pedagang yang memanfaatkan tahu yang dibuat dengan campuran boraks atau formalin sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Saran ahli gizi:

  • Batagor dapat menjadi makanan sumber protein apabila diperhatikan komposisi bahannya. Pengguaan ikan dan tahu dapat meningkatkan kandungan protein dalam batagor.
  • Selain bahan bakunya, proses pembuatan batagor juga harus diperhatikan agar makanan ini tak membahayakan kesehatan. Batagor bisa dibuat sendiri, jika harus membeli, pilihlah tempat yang terpercaya.

Baca juga: Resep Membuat Gorengan yang Sehat dan Aman

4. Gorengan

Mengapa gorengan perlu diwaspadai?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com