Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terkecoh, 6 Hal Ini Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung

Kompas.com - 07/06/2020, 20:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Gejala penyakit jantung yang paling umum diketahui adalah muncul nyeri dada sebelah kiri.

Namun, tidak semua penderita penyakit mematikan ini akan mengalami gejala tersebut.

Misalnya saja, penderita diabetes yang telah mengalami penumpulan sensor saraf, kemungkinan tidak terlalu merasakan sakit saat terkena serangan jantung akibat penyakit jantung.

Baca juga: 9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri

Penyakit jantung bahkan bisa ditandai dengan gejala-gejala serupa penyakit lain yang tak berbahaya, sehingga bisa mengecoh para penderitanya.

Gejala penyakit jantung yang kerap tak disadari

Ahli intervensi jantung dan pembuluh darah FK Unpad-RSUP Hasan Sadikin, Dr. A. Fauzi Yahya, Sp.J.P. (K), FIHA, dalam bukunya Menaklukkan Pembunuh No. 1 (2010), mengungkap pada dasarnya serangan jantung yang disebabkan penyakit jantung adalah penyakit akibat peradangan.

Hal ini dibutikan dengan penemuan sejumlah sel radang, seperti limfosit, mastosit, dan marofag dengan jumlah banyak dalam plak pembuluh darah koroner yang tersumbat.

Proses peradangan ini pun tidak hanya terjadi secara lokal di jantung, tapi juga secara sistemik.

Hal itu terbukti dengan penemuan berbagai tanda peradangan yang berkeliaran di dalam pembuluh darah, seperti peningkatan jumlah sel leukosit (darah putih) dan kehadiran C-reactive protein (CRP).

Peradangan itulah yang membuat penderita serangan jantung merasakan beberapa gejala yang bisa mengecoh karena mirip dengan gejala penyakit lain.

Baca juga: 7 Cara Ampuh Mengatasi Masuk Angin Tanpa Obat

Berikut beberapa keluhannya:

  1. Lesu
  2. Pusing
  3. Tak bertenaga atau lemah
  4. Suhu tubuh agak meningkat
  5. Bermandi keringat dingin
  6. Merasa mual dan muntah

Semua gejala itu salah satunya kerap kali ditafsirkan masyarakat awam sebagai gejala masuk angin atau angin duduk.

Karena menyangka hanya menderita penyakit ringan, orang-orang pun terkadang kurang peduli terhadap kondisi kesehatannya.

Salah satu tindakan yang jamak dilakukan untuk tujuan meredakan gejala sakit, yakni hanya dengan kerokan untuk mengeluarkan “angin jahat”.

Padahal keluhan sakit sederhana yang timbul tersebut ternyata adalah bagian dari gejala penyakit jantung.

Baca juga: Bagaimana Serangan Jantung yang Bisa Sebabkan Kematian?

Dengan begitu, penderita gejala masuk angin harus ditangani dengan penuh kewaspadaan, terutama jika penderitaya memiliki faktor risiko terkna penyakit jantung.

Berbagai faktor risiko tersebut di antaranya, yakni:

  • Mengidap kolesterol tinggi
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Merokok
  • Kegemukan
  • Punya riwayat keluarkan penderita penyakit jantung

Bisa jadi gejala yang mereka rasakan justru pertanda adanya “angin” (oksigen) yang seharusnya masuk ke jantung terhambat akibat terjadinya penyumbatan pembuluh koroner.

Pada kondisi gagal jantung, penderita juga mungkin akan mengalami gejala lemah tak bertenaga.

Melansir Buku Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung Edisi Kedua (2004) oleh Imam Soeharto, lemah akibat gagal jantung bisa terjadi karena jaringan tubuh tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi untuk bekerja.

Bil bilik (ventricle) kiri yang gagal, darah akan mengalir kembali ke paru-paru, dan menyebabkan terisinya peru-paru dengan air, dan menyebabkan pendiritanya susah bernapas.

Baca juga: 6 Manfaat Makanan Pedas, Redakan Pilek hingga Cegah Penyakit Jantung

Sementara, apabila bilik kanan yang gagal, darah kembali ke otak, liver, perut, ginjal dan kaki, hingga bisa menyebabkan pembengkakan pada bagian-bagian organ tubuh tersebut.

Gagal jantung merupakan hal yang menyedihkan karena penderitanya bisa mengalami gejala susah napas, lemah, kacau, megap-megap, tidak bisa makan dan terpaksa duduk untuk menghirup udara.

Melansir Buku The Healthy Heart (2000) oleh James M. Rippe, M.D., pada taraf pertama gagal jantung, jatung mengkompensasi keidakmampuannya dalam memompa darah dengan cara-cara berikut:

  • Menjadi besar (dilatasi) untuk dapat memberikan fasilitas darah masuk ke bilik pompa
  • Dinding jantung menebal (hypertrophi) untuk memperkuat daya pompa dari jantung yang bersangkutan
  • Berdetak lebih cepat

Kompensasi di atas tumbuh bertahun-tahun sebelum penderitanya merasa adanya tanda-tanda.

Baca juga: Benarkah Kerokan Bisa Sembuhkan Masuk Angin?

Seberapa seriusnya gagal jantung tergantung pada berapa kapasitas pemompa yang menurun.

Untuk mengantisipasi gangguan ini, salah satu cara yang bisa dilakukan tidak lain yakni dengan mengetahui gejala penyakit jantung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com