Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Serangan Jantung yang Bisa Sebabkan Kematian?

Kompas.com - 18/02/2020, 09:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa dari Anda mungkin pernah kaget ketika mendengar kabar kematian mendadak yang dialami oleh salah seorang kerabat, teman, ataupun sosok publik figur akibat serangan jantung.

Anda bisa jadi tak menyangka akan hal itu mengingat orang-orang tersebut belum lama ini baru saja ditemui atau nongol di televisi.

Melansir Buku Menaklukkan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Cepat (2010) karya A. Fauzi Yahya, serangan jantung memang acap kali terjadi secara mendadak dan menimpa siapa saja tanpa pandang bulu, termasuk seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Baca juga: 7 Penyakit Ini Bisa Sebabkan Anak Muda Mati Mendadak

Waktu serangan jantung pun bisa terjadi kapan saja, bahkan saat penderita tengah bermimpi di penghujung fajar.

Proses terjadinya serangan jantung

Serangan jantung sering kali datang tanpa sinyal pendahuluan. Jikapun ada, penderita kerap tak menyadarinya. 

Alhasil, kejadian mendadak itu pun bisa membuat penderita maupun orang-orang yang berada di sekitarnya tak siap menghadapi peristiwa tersebut.

Padahal, serangan jantung dapat berakibat fatal dan fungsi jantung bisa anjlok.

Serangan jantung adalah puncak manifestasi klinis atau perwujudan penyakit jantung koroner.

Dalam terminologi medis, serangan jantung disebut infark miokard akut

Sedangan, jantung terjadi karena ada gumpalan darah yang menyumbat pembuluh koroner. 

Gumpalan darah tersebut terbentyuk karena plak pada dinding dalam koroner tiba-tiba retak atau pecah. Isi plak itu kemudian merangsang sel-sel darah yang sedang mengalir untuk menggumpal.

Proses penggumalan darah sebenarnya adalah reaksi alami penyebuhan luka seperti halnya apabila tangan terluka. Namun, gumpalan yang terbentuk di dalam liang koroner itu dapat menjadi sumbatan.

Baca juga: 5 Jenis Makanan Pencegah Kanker hingga Sakit Jantung

Akibatnya, suplai oksigen dan nutrisi pada sel-sel jantung yang dialiri darah oleh koroner akan terhenti.

Jika dalam waktu sekitar 20 menit sumbatan itu tidak melarut, maka sel-sel jantung akan mulai "gugur".

Semakin lama sumbatan dari gumpalan darah itu mengendon di dalam pembuluh koroner, maka kian banyak pulajumlah sel yang mati.

Dari situlah risiko terjadinya komplikasi seperti payah jantung, gangguan irama jantung ganas dan bahkan kematian, akan semakin besar.

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

Oleh sebab itu, para penderita serangan jantung harus segera ditangani. 

Petunjuk kunci serangan jantung

Merangkum Buku Cintailah Jantung Kita: Mencegah Serangan Jantung (2016) karya I Wayan Wita, terdapat sejumlah informasi yang bisa menjadi petunjuk kunci bagi masyarakat untuk mengenali persoalan serangan jantung.

Berikut poin-poinnya:

  • Serangan jantung adalah masalah kegawatdaruatan penyakit jantung koroner yang bersifat mendadak dan berat
  • Serangan jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia
  • Faktor risiko serangan jantung meliputi faktor risiko tetap (yang tidak dapat diubah) dan faktor risiko dapat diubah atau dimodifikasi (faktor gaya hidup)
  • Nyeri dada adalah keluhan utama yang paling sering terjadi pada penderita serangan jantung
  • Komplikasi serangan jantung dapat berupa gagal jantung: gangguan pompa jantung yang mengakibatkan alian darah yang tidak lagi bisa memenuhikebutuhan makanan dan oksigen tubuh secara normal
  • Gejala dan tanda gagal jantung meliputi penderita mengeluh mudah lelah (sesak saat beraktifitas) dan kaki bengkak
  • Komplikasi serangan jantung lannya, yakni gangguan irama jantung atau aritmia yang bisa membahayakan nyawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau