KOMPAS.com - Monosodium glutamat atau MSG merupakan zat aditif yang sering ditambahkan ke dalam makanan sebagai penambah rasa.
Meski demikian, MSG seringkali dianggap buruk karena dapat menyebabkan alergi dan berbagai efek samping.
Riset 2016 membuktikan bahwa MSG bersifat genotoksik, yang berarti merusak sel, materi genetik, serta limfosit manusia.
Riset 2014 juga mengklaim MSG dapat menyebabkan perilaku seperti depresi karena perubahan serotonin, neurotransmitter di otak yang memengaruhi suasana hati dan emosi.
Riset tersebut juga membuktika bahwa MSG juga bisa menyebabka reaksi alergi pada beberapa orang.
Baca juga: Apa itu Sleep Apnea?
Gejala yang ditimbulkan akibat alergi MSG antara lain:
Mereka yang sensitif terhadap MSG juga rentan mengalami sakit kepala, gatal-gatal, pilek atau hidung tersumbat, mati rasa, dan pembengkakan di wajah.
Dalam kasus yang serius, konsumsi MSG juga bisa menyebabkan nyeri di dada, palpitasi jantung, sesak napas, bengkak di tenggorokan, serta anafilaksis.
Reaksi alergi yang terjadi secaa ringan bisa menghilang dengan sendirinya.
Namun, reaksi alergi yang parah bisa menyebabkan anailaksis yang memerlukan perawatan darurat dalam bentuk suntikan epinefrin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.