Seperti yang sudah disebutkan di atas, wanita lebih rentan mengalami ISK karena ukuran uretra mereka. Hal ini juga membuat wanita bisa mengalami infeksi lebih dari satu kali.
Selain anatomi tubuh tersebut, beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami ISK pada perempuan di antaranya:
Saat berhubungan seksual, saluran kemih perempuan mendapatkan tekanan. Hal ini dapat membuat bakteri yang berada di sekitar anus berpindah ke kandung kemih.
Selain itu, sebagian besar perempuan akan memiliki bakteri dalam urin setelah melakukan hubungan seksual. Bekteri ini biasanya akan menghilang dalam waktu 24 jam, tapi pada beberapa kasus bisa lebih lama.
Inilah mengapa kencing setelah berhubungan seksual dianjurkan untuk perempuan.
Kondisi tersebut juga membuat kebiasaan bergonta ganti pasangan seksual juga dapat meningkatkan risiko ISK.
Sejumlah jenis kontrasepsi dapat meningkatkan risiko terjadinya ISK.
Beberapa di antaranya seperti kontrasepsi jenis diafragma atau kotrasepsi dengan spermisida (berbentuk krim atau gel yang berfungsi untuk membunuh atau menghentikan pergerakan sperma).
Baca juga: Gejala Infeksi Saluran Kemih
Saat menopause, kadar hormon esterogen dalam tubuh perempuan akan menurun. Hal ini berarti pertahanan di saluran kemih juga akan berkurang.
Inilah mengapa menopause menjadi salah satu faktor risiko terjadinya ISK pada perempuan.
Orang yang lahir dengan kelainan saluran kemih berisiko tinggi terkena ISK. Misalnya saja pada orang dengan pertumbuhan arteri dan vena saluran kemih yang tidak normal.
Diabetes ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Kabar buruknya, kondisi ini membuat darah tidak dapat disaring dengan baik dan tersangkut dalam ginjal.
Hal tersebut memungkinkan terjadinya ISK.
Pada orang yang menggunakan kateter dalam jangka panjang, risiko ISK meningkat.
Saat hamil, kemungkinan risiko terkena ISK pada perempuan meningkat. Ini karena perubahan tubuh yang berkaitan dengan kehamilan.